Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Terlalu Banyak Berolahraga Dapat Menurunkan Hasrat Seksual

Kompas.com - 19/10/2017, 20:30 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Gaya hidup sehat saat ini sangat diperhatikan oleh para anak muda di Indonesia.

Olahraga salah satu cara yang dianggap sebagai gaya hidup paling tepat untuk menjaga kebugaran dan bentuk tubuh.

Tapi tahukah Anda, terlalu banyak berolahraga dapat menurunkan hasrat seksual?

Sebetulnya, pengetahuan ini bukanlah hal yang baru.

Baca: Kisah Para Wanita yang Korbankan Seks demi Tubuh "Sempurna"...

A.C. Hackney, seorang peneliti dari University of North Carolina, Amerika Serikat pada 2008 telah meneliti efek ketahanan olahraga pria pada sistem reproduksinya.

Penelitian yang dipublikasikan melalui Journal of Endocrinological Investigation  ini menyebutkan bahwa berolahraga terlalu banyak memiliki efek yang merugikan pada sistem reproduksi pria.

Dalam penelitiannya, Hackney menyebutkan pria yang berolahraga tanpa istirahat menunjukkan sebuah kondisi yang disebut hipogonad-olahraga.

Hipogonad sendiri merupakan jenis gangguan yang menyerang organ seksual. Dalam hal ini, yang diserang adalah hormon testoteron dan luteinizing hormone (LH).

"Bukti yang ada menunjukkan bahwa kondisi hipogonad-olahraga terbatas pada pria yang terus menerus berolahraga dalam waktu yang lama," tulis Hackney dalam abstrak penelitiannya.

Hackney juga menerangkan bahwa adaptasi endokrin reproduksi pria yang rutin berolahraga juga belum terjawab melalui penelitiannya, sehingga penelitian lebih lanjut mengenai kondisi hipogonad-olahraga ini masih perlu dilakukan.

Tak Hanya pada Pria

Penurunan hasrat seksual pada orang yang rutin berolahraga tidak hanya terjadi pada pria saja. Wanita pun mengalaminya.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari departemen konesiologi, Pennsylvania State University membuktikannya.

Baca juga: Mengapa Banyak Atlet Profesional Menghindari Seks?

Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa olahraga fisik secara berlebihan memiliki konsekuensi negatif yang signifikan pada seluruh tubuh wanita.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau