KOMPAS.com - Gaya hidup sehat saat ini sangat diperhatikan oleh para anak muda di Indonesia.
Olahraga salah satu cara yang dianggap sebagai gaya hidup paling tepat untuk menjaga kebugaran dan bentuk tubuh.
Tapi tahukah Anda, terlalu banyak berolahraga dapat menurunkan hasrat seksual?
Sebetulnya, pengetahuan ini bukanlah hal yang baru.
Baca: Kisah Para Wanita yang Korbankan Seks demi Tubuh "Sempurna"...
A.C. Hackney, seorang peneliti dari University of North Carolina, Amerika Serikat pada 2008 telah meneliti efek ketahanan olahraga pria pada sistem reproduksinya.
Penelitian yang dipublikasikan melalui Journal of Endocrinological Investigation ini menyebutkan bahwa berolahraga terlalu banyak memiliki efek yang merugikan pada sistem reproduksi pria.
Dalam penelitiannya, Hackney menyebutkan pria yang berolahraga tanpa istirahat menunjukkan sebuah kondisi yang disebut hipogonad-olahraga.
Hipogonad sendiri merupakan jenis gangguan yang menyerang organ seksual. Dalam hal ini, yang diserang adalah hormon testoteron dan luteinizing hormone (LH).
"Bukti yang ada menunjukkan bahwa kondisi hipogonad-olahraga terbatas pada pria yang terus menerus berolahraga dalam waktu yang lama," tulis Hackney dalam abstrak penelitiannya.
Hackney juga menerangkan bahwa adaptasi endokrin reproduksi pria yang rutin berolahraga juga belum terjawab melalui penelitiannya, sehingga penelitian lebih lanjut mengenai kondisi hipogonad-olahraga ini masih perlu dilakukan.
Tak Hanya pada Pria
Penurunan hasrat seksual pada orang yang rutin berolahraga tidak hanya terjadi pada pria saja. Wanita pun mengalaminya.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari departemen konesiologi, Pennsylvania State University membuktikannya.
Baca juga: Mengapa Banyak Atlet Profesional Menghindari Seks?
Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa olahraga fisik secara berlebihan memiliki konsekuensi negatif yang signifikan pada seluruh tubuh wanita.
Salah satunya adalah disfungsi sistem reproduksi.
Disefisensi energi saat berolahraga secara berlebihan mengubah produksi hormon reproduksi di semua tingkat sumbu hipotalamus-hipofisis-ovarium (HPO).
Dengan begitu, konsentrasi hormon esterogen dan progesteron akan menurun.
Akibatnya, gairah seksual perempuan yang melakukan olahraga secara berlebihan akan menurun.
Tak hanya itu, penelitian yang dipublikasikan pada 8 Maret 2016 itu juga menyebutkan bahwa olahraga berlebihan juga akan menghasilkan spektrum gangguan haid atau sering disingkat EAMD.
Namun, penelitian yang diterbitkan dalam buku Exercise and Human Reproduction ini juga menyebutkan EAMD dapat dicegah. Caranya dengan mempertahankan berat badan yang sehat dan keadaan penuh energi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.