Selain itu, ragi juga memiliki metabolisme gula yang sangat aktif, namun tidak memiliki regulasi tambahan sel mamalia yang dapat menyembunyikan proses dasarnya.
"Kami mengamati pada ragi bahwa degradasi gula dihubungkan melalui fruktosa menengah 1,6- biofosfat mengaktifkan protein Ras, yang merangsang perbanyakan sel ragi dan kanker," kata Thevelein.
"Sangat mengejutkan bahwa mekanisme ini telah berlangsung sepanjang evolusi dari ragi ke manusia," lanjutnya.
Dalam istilah awam, para ilmuwan menemukan bahwa ragi memiliki kandungan glukosa yang terlalu aktif sehingga menyebabkan protein Ras terlalu aktif dan memungkinkan sel tumbuh dengan cepat.
Meski begitu, Thevelein mengungkapkan bahwa penelitian ini baru bisa menjadi terobosan dalam mendorong penelitian lainnya dan tidak sama dengan terobosan medis.
"Temuan ini tidak cukup untuk mengidentifikasi penyebab utama efek Warbug," tambah Thevelein. Riset lebih lanjut dibutuhkan.