Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2017, 08:04 WIB

Oleh *

KOMPAS.com -- Kepulauan di Indonesia bagian tengah—antara Jawa, Bali dan Kalimantan di barat dan Papua di wilayah paling timur Indonesia—adalah area yang penuh keajaiban, sebuah laboratorium hidup untuk mempelajari evolusi.

Daerah ini dinamai Wallacea, dari Alfred Russel Wallace, penjelajah dan naturalis dari Inggris yang hidup di abad ke-19. Ketika ia menjelajah kepulauan nusantara, Wallace mengembangkan teori seleksi alam.

Ia menyadari ada perbedaan karakteristik antara hewan-hewan di Kalimantan dan Sulawesi dan di Bali dan Lombok, meskipun pulau-pulau tersebut berdekatan. Ia mengajukan teori bahwa ada garis tak kasat mata yang membujur antara Kalimantan dan Sulawesi dan Bali dan Lombok, yang memisahkan fauna dari pulau-pulau tersebut.

Di Kalimantan dan Bali hidup hewan-hewan seperti macan, badak, dan gajah, yang karena populasi manusia bertambah dan menyebar semakin terancam. Di Sulawesi dan Lombok menuju timur dari Kepulauan Maluku, kita temukan marsupial, beragam monyet yang berwajah tak biasa, dan hewan endemis yang sangat menarik. Hewan endemis artinya mereka asli daerah tersebut atau hanya ada di daerah tertentu.

Garis tak kasat mata itu sekarang dikenal sebagai Garis Wallace dan wilayah di antara garis tersebut dan Papua dikenal sebagai Wallacea.

Ilmuwan sekarang tahu bahwa Kalimantan dan Bali pernah terhubung sebagai bagian dari Sundaland, sebuah daratan luas yang meliputi Semenanjung Melayu di daratan utama Asia, juga Jawa dan Sumatra. Daratan ini tampak selama 2,6 juta tahun hingga es mulai meleleh sekitar 14.000 tahun yang lalu, merendam sebagian daratan dan menciptakan kepulauan Indonesia.

Mahkluk-makhluk Wallaceas

Wallacea meliputi Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, berbagai pulau kecil dan sedang di timur Sulawesi dan pulau-pulau “Busur Banda”, serta pulau-pulau Sunda Kecil atau Nusa Tenggara, di selatan Sulawesi dan Kepulauan Maluku.

Wallacea adalah zona transisi antara daerah biogeografis Indo-Malaya Raya and Australasia. Jutaan tahun berada dalam relatif isolasi menghasilkan fauna endemik yang luar biasa untuk berkembang di sini.

Di Wallacea terdapat 697 spesies burung, 249 (36%) di antaranya endemik. Tingkat sifat endemis ini meningkat menjadi 44% juga kita hanya mempertimbangkan burung yang tidak bermigrasi.

Di Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya, ada 328 spesies burung, 230 di antara tidak bermigrasi dan 97 spesies endemis, contohnya burung maleo.

Wallacea memiliki 201 mamalia lokal (terkecuali ikan paus dan lumba-lumba), 123 di antaranya endemis. Jika kita tidak memasukkan spesies kelelawar yang jumlahnya 81, yang memiliki kemampuan berpindah lebih besar, tingkat endemis mamalia Wallacea meningkat menjadi 93%.

Sulawesi, pulau terbesar di Wallacea, memiliki mamalia dalam jumlah terbesar, 132 spesies, 83 (63%) di antaranya endemis.

BabirusaPaul Brennan/PublicDomainPictures.net Babirusa

Sulawesi memiliki beberapa spesies yang menjadi kebanggaan wilayah tersebut seperti Anoa (Bubalus depressicornis), kerbau kecil yang tinggal di hutan Sulawesi, dan Babirusa (Babyrousa babyrussa), babi yang misterius dengan cula yang panjang menembus kulit dari bibir atas.

Halaman:



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau