"Ini adalah situasi yang telah kita lihat sebelumnya," kata Colgar Sikopo, Direktur Taman Margasatwa dan Pengelolaan Margasatwa Namimbia.
Dia melanjutkan, kejadian seperti ini juga pernahh sebelumnya terjadi di Zambia, dan terutama terjadi ketika debit sungai menyusut.
Bagaimanapun, otoritas Namibia berharap agar Taman Nasional Bwabwata dapat mencegah penyebaran antraks ke satwa liar lainnya di wilayah ini.
Selain satwa liar, sekitar 5.500 orang diperkirakan tinggal di Taman Nasional Bwabwata, dan pihak berwenang memperingatkan mereka untuk mewaspadai daerah yang terdampak dan tidak mengonsumsi daging kuda nil.
"Kami sangat menyarankan agar mereka tidak mengonsumsi daging ini," kata Sikopo.
"Apa yang kita lakukan adalah membakar setiap bangkai untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut, tetapi juga untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang memanfaatkan daging kuda nil yang sudah mati ini," imbuhnya.
Perhimpunan Internasional untuk Konservasi Alam memasukkan kuda nil sebagai spesies yang rentan. Sekitar 1.300 spesies diperkirakan tinggal di Namibia sebelum wabah ini terjadi. Angka tersebut tampknya perlu dihitung kembali.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.