Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panda Tak Lagi Terancam Punah, Bagaimana China Melakukannya?

Kompas.com - 06/10/2017, 16:07 WIB

KOMPAS.com -- Ini adalah sebuah perubahan yang hebat dari spesies yang pernah dipastikan akan punah. Penjagaan ketat pada panda dilakukan oleh China terbukti mampu melindungi hampir dua pertiga populasi mereka di dunia.

“Sejumlah bukti dari serangkaian survei nasional menunjukkan bahwa penurunan populasi sebelumnya dapat ditahan, dan terjadi peningkatan populasi,” tulis International Union for Conservation of Nature (IUCN).

“Status peningkatan itu mengkonfirmasi bahwa usaha pemerintah China untuk melindungi spesies tersebut efektif.”

(Baca juga: Mengapa Panda sangat Menggemaskan? Sains menjawabnya)

Laporan IUCN dalam satu dekade hingga tahun 2014, populasi panda raksasa meningkat hingga 17 persen, dan saat ini diperkirakan terdapat 1.864 panda dewasa di alam liar di Cina. Perkiraan tersebut membawa total angka populasi yang mencapai sekitar 2.060 ekor.

Bagaimana spesies yang diperkirakan akan punah tujuh tahun lalu ternyata mampu bertahan bahkan mengalami pertumbuhan jumlah kembali?
IUCN mendapati bahwa China mampu melakukan peningkatan penyelamatan hutan dan jumlah habitat untuk panda.

“Penyelamatan panda itu menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan, kepentingan politik, dan perjanjian antara komunitas lokal, jika bersatu maka akan mampu menyelamatkan satwa liar dan juga meningkatkan keberagaman hayati yang ada,” ujar Marco Lambertini, Direktur Umum WWF.

Ahli primata dan kepala petugas konservasi di Wildlife Conservation Society, John Robinson menyatakan bahwa China telah memperlakukan panda dengan sangat baik. “Spesies sudah tak lagi berada di zona terancam punah. Ini menjadi sebuah refleksi kesuksesan konservasi,” katanya.

(Baca Juga: Benarkah Panda Bisa Dirangsang dengan Film Porno?)

Salah satu tantangan terbesar untuk meningkatkan kembali angka populasi panda adalah memahami bahwa faktanya mereka memiliki siklus perkembangbiakan yang buruk, dan kurang tertarik untuk dipasangkan dengan panda yang ada di kebun binatang.

Selain itu, berbeda dengan sapi yang memiliki empat ruang perut dan usus besar yang panjang sehingga mampu memakan rumput yang sulit dicerna, panda hanya memiliki satu ruang perut dan usus besar yang pendek. Itu berarti mereka harus tetap makan dalam waktu 14 jam per hari. Panda mengkonsumsi bambu yang mencapai 12,5 kg tiap harinya, sementara hanya 17 persennya saja yang bisa dicerna.

Jika kita tahu bahwa panda dewasa membutuhkan 12,5 kg bambu setiap harinya, dengan demikian kita akan menyadari betapa pentingnya habitat bambu untuk keberlangsungan hidup panda.

“Meskipun populasi mereka meningkat, perubahan iklim diprediksi akan mampu mengurangi lebih dari 35 persen habitat bambu panda dalam 80 tahun kemudian,” tulis laporan tersebut.

Artikel ini sudah pernah tayang di National Geographic Indonesia dengan judul: China dan Keberhasilan Mengeluarkan Panda dari Status Terancam Punah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau