KOMPAS.com -- Seperti yang diulas dalam artikel Kompas.com sebelumnya, penyebab dari serangan jantung bukanlah plak yang tertimbun di antara dinding dalam dan tengah pembuluh darah, melainkan plak yang pecah.
Lalu, apa yang dapat dilakukan bila Anda mengalami serangan jantung?
Dr dr Antonia Anna Lukito, SpJP(K), FIHA FSCAI, FAPSIC dari Perhimpunan Intervensi Kardiologi Indonesia (PIKI) dan Pokja Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) berkata bahwa dokter akan melakukan pemasangan stent yang biasa disebut oleh orang awam sebagai cincin atau ring.
(Baca juga: Apa Sih yang Sebenarnya Terjadi Saat Anda Mengalami Serangan Jantung?)
“Stent ini bukan operasi, tapi tindakan non-bedah. Jadi, tidak dibius umum, tetapi hanya bius lokal,” ujarnya dalam acara peluncuran Azurion, sebuah platform Image Guided Therapy generasi terbaru yang memiliki dosis radiasi sinar-X rendah, oleh Royal Phillips di Jakarta, Kamis (28/9/2017).
Proses pemasangan stent cukup sederhana dan hanya memakan waktu sekitar 45 menit, 15 menit untuk kateterisasi dan 30 menit untuk pemasangan stent. Akan tetapi, tindakan ini harus dilakukan secepat mungkin, idealnya dalam 90 menit sejak terjadinya serangan jantung.
“Jadi, kita masukkan benang bersama balon ke dalam pembuluh darah jantung. Balon ini kemudian dikembangkan dari luar untuk memampatkan plaknya, dikempeskan lagi, dan dikeluarkan,” kata Antonia.
(Baca juga: Bagaimana Caranya agar Tidak Mati Setelah Henti Jantung Mendadak?)
Benang yang masih tertinggal di dalam pembuluh darah kemudian menjadi panduan untuk memasukkan stent, yang diameternya sebelum dikembangkan hanya satu milimeter. Stent ini kemudian dikembangkan dengan balon yang ada di dalamnya hingga sesuai dengan ukuran pembuluh darah.
“(Stent) gunanya untuk menyangga. Kalau balon saja, dalam waktu singkat (pembuluh darah) menutup lagi,” ujar Antonia.
Setelah itu, semuanya dikeluarkan hingga stent saja yang tersisa. “Jadi, hanya sesederhana itu, kalau dilakukan dengan cepat,” kata Antonia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.