Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Tanda Tekanan Magma ke Puncak Gunung Agung Kian Nyata dan Kuat

Kompas.com - 25/09/2017, 14:37 WIB

"Jadi kondisi terakhir pukul 06.00 Wita secara visual terlihat ada kepulan asap tipis mencapai ketinggian 200 meter dari puncak Gunung Agung. Kepulan asap itu dilaporkan juga dari Rendang dan dari utara ada laporan," jelasnya.

Munculnya kepulan asap putih dari kawah gunung ini mengindikasikan terjadinya pemanasan terus menerus.

"Tadi pagi juga kami lihat ada kepulan asap putih dari kawah. Itu mengindikasikan adanya pemanasan terus menerus. Begitu magmanya mendekat ke permukaan, pemanasan air lebih dulu menjadi uap. Ini yang menyembul ke atas," paparnya.

Sementara pantauan visual Gunung Agung di Pos Pengamatan di Desa Rendang pukul 07.00 Wita, Gunung Agung terlihat jelas walaupun diselimuti kabut tipis.

Namun pukul 11.20 Wita visual Gunung Agung tidak terlihat.

Gunung dengan ketinggian 3.031 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini diselimuti awan mendung tebal disertai kabut.       

Isu Meletus

Kemarin sempat beredar isu Gunung Agung akan meletus tadi malam.

Tidak jelas sumber yang menyebarkan isu tersebut hingga sempat membuat warga panik.

Kabar tak jelas tersebut mendapat tanggapan Kasbani.

Lewat situs resmi PVMBG kemarin, Kasbani menyatakan pihak PVMBG tidak dapat memastikan kebenarannya karena ramalan tersebut dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang berbeda dengan apa yang dilakukan oleh PVMBG dalam memahami aktivitas gunungapi.

PVMBG melihat tanda-tanda aktivitas gunungapi melalui pengamatan secara menerus (24 jam/hari) secara visual maupun instrumental.

Analisis terakhir PVMBG mengindikasikan bahwa energi kegempaan vulkanik Gunungapi Agung terus meningkat dan memiliki potensi untuk meletus.

"Namun demikian, baik PVMBG maupun seluruh ahli gunungapi di dunia yang mempelajari aktivitas gunungapi secara ilmiah, belum ada satu pun yang mampu memastikan kapan letusan akan terjadi," kata Kasbani, yang lulusan S1 Teknik Vulkanologi di ITB Bandung dan S2 di Selandia Baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau