KOMPAS.com -- Menyusul keberhasilan perusahaan eGenesis dalam menciptakan babi bebas virus beberapa waktu lalu, para peneliti China mengumumkan bahwa mereka sedang mempelajari cara mentransplantasikan organ babi ke manusia (xenotransplantasi). Teknik ini diperkirakan akan bisa digunakan dalam waktu dua tahun.
Berdasarkan ukuran dan metabolismenya, organ babi memang dianggap sebagai pendonor xenotranplantasi terbaik untuk manusia.
(Baca juga: Babi Bebas Virus Diciptakan untuk Transplantasi Organ Manusia)
Untuk memastikan manfaatnya, lebih dari 10 institusi di China pun meminta izin pemerintah untuk melakukan percobaan transplantasi organ babi pada manusia. Jika disetujui, percobaan ini akan dilakukan di bawah bendera proyek xenotranplantasi nasional yang dibiayai oleh pemerintah China.
China sendiri adalah negara termaju dalam bidang ini. South China Morning Post 27 Agustus 2017, seorang peneliti dari institusi biotek di Shenzhen, BGI, berkata bahwa peternakannya menghasilkan 1.000 babi dari kloning setiap tahun.
Dengan jumlah sebesar itu, China diperkirakan akan bisa memenuhi kebutuhan organ yang kini mencapai 300.000 pasien, meskipun organ manusia yang didonorkan hanya 10.000 dalam setahun.
(Baca juga: Kali Pertama, Ilmuwan Hapuskan DNA Penyakit dari Embrio Manusia)
Akan tetapi, langkah lebih lanjut membutuhkan izin dari pemerintah China, sesuatu yang dirasa berjalan lambat oleh Zhao Zijian, direktur Pusat Penelitian Penyakit Metabolik di Universitas Medis Nanjing di Jiangsu yang juga peneliti senior di sebuah laboratorium xenotransplantasi.
Dia mengatakan, kita punya pasien yang sekarat karena gagal organ dan keluarga mereka memohon agar pasien diberi kesempatan untuk hidup. Akan tetapi, ketika kita meminta otoritas yang berhak menyetujui percobaan klinis, yang kita dapat hanya diam.
“Kita mengerti bahwa pemerintah pasti kesulitan untuk membuat keputusan, tetapi ini adalah saatnya untuk mendapatkan jawaban. Seseorang harus membuat langkah pertama, baik itu Badan Administrasi Pangan dan Obat-obatan AS atau China,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.