Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Pertama, Ilmuwan Hapuskan DNA Penyakit dari Embrio Manusia

Kompas.com - 07/08/2017, 16:04 WIB

 

KOMPAS.com -- Para peneliti, untuk pertama kalinya, berhasil membebaskan embrio dari sebuah potongan DNA yang menyebabkan penyakit jantung mematikan akibat keturunan keluarga.

Hasil penelitian ini dapat membuka pintu untuk mencegah 10.000 masalah kelainan yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Tim gabungan AS dan Korea Selatan membiarkan embrio berkembang sampai lima hari sebelum menghentikan eksperimen tersebut.

Penelitian ini mengisyaratkan ikhtiar pengobatan di masa depan, namun juga memunculkan pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang apa yang benar secara moral.

(Baca juga: Kali Pertama, Modifikasi Gen pada Embrio Manusia Dilaksanakan di AS)

Sains sedang mengalami era keemasan dalam pengeditan DNA berkat sebuah teknologi baru bernama CRISPR pada 2015 lalu, yang dinobatkan sebagai terobosan penting.

Penerapannya dalam pengobatan sangatlah luas, termasuk gagasan menghapus kesalahan-kesalahan genetik yang menyebabkan penyakit mulai dari fibrosis sistik hingga kanker payudara.

Reparasi genetik

Tim peneliti dari Universitas Kesehatan dan Sains Oregon dan Institut Salk, Amerika Serikat, serta Institut untuk Sains Dasar di Korea Selatan memusatkan penelitian pada kardiomiopati hipertrofik.

Kelainan ini bersifat umum, yaitu terjadi pada satu orang dari setiap 500 orang, dan dapat mengakibatkan jantung tiba-tiba berhenti berdetak.

Hal ini disebabkan oleh kesalahan dalam satu gen (sebuah instruksi dalam DNA), dan siapapun yang memilikinya memiliki 50-50 kemungkinan akan menurunkannya kepada anak-anaknya.

Dalam studi itu, yang dipaparkan dalam Jurnal Nature, reparasi genetik tersebut terjadi saat pembuahan.

(Baca juga: Pertama dalam Sejarah, Manusia Berhasil Memodifikai Embrionya)

Sperma dari seorang pria dengan kardiomiopati hipertrofik disuntikkan ke dalam sel-sel telur sehat seiring dengan teknologi Crispr untuk membetulkan kerusakan tersebut.

Hal ini tidak berhasil setiap kali, namun 72% embrio bebas dari mutasi-mutasi yang mengakibatkan penyakit.

Keuntungan kekal

Dr Shoukhrat Mitalipov, seorang figur penting dalam tim penelitian tersebut, mengatakan: "Setiap generasi selanjutnya akan terus membawa pembetulan ini karena kami telah menghapus varian gen penyebab penyakit dari garis keturunan keluarga tersebut.

Halaman:



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau