Adi Rahman Adiwoso selaku pendiri perusahaan penyedia jasa telekomunikasi satelit PT Pasifik Satelit Nusantara mengaku tidak terkejut dengan gangguan satelit Telkom 1.
"Kita tidak suka dengan kejadian yang menimpa Satelit Telkom 1, tapi hal itu biasa-biasa saja dalam dunia satelit," ujar pria yang pernah bekerja pada bagian perakitan satelit Hughes Aircraft, salah satu kontraktor pertahanan internasional terbesar berbasis di California, AS.
(Baca juga: Gantikan Telkom 1, Satelit Telkom 4 Akan Diluncurkan Agustus 2018)
Dia merujuk berbagai kejadian yang dialami satelit Indonesia, seperti Satelit Palapa D yang melenceng dari orbitnya pada 2009, namun berhasil ditarik kembali. Kemudian Satelit Garuda mengalami masalah pada 2015.
Menurutnya, ada beragam kemungkinan penyebab gangguan satelit dari faktor eksternal hingga faktor internal.
"Kalau yang eksternal, aktivitas matahari menyebabkan bombardir lahan elektromagnetik. Meteor juga bisa menyebabkan gangguan satelit. Dari sisi internal, satelit adalah sistem yang kompleks. Bisa karena masalah listrik, mekanis, bahan bakar," papar Adi.
Satelit Telkom 1 dibuat oleh perusahaan Lockheed Martin, yang juga membuat satelit Garuda 1 yang mengalami gangguan pada 2015. Apakah gangguan keduanya berkorelasi patut disoroti, namun yang jelas pemilik dan pengguna satelit harus belajar dari kasus ini.
Mitigasi layanan satelit jika terjadi gangguan, menurutnya, adalah hal krusial.
"Semua sistem yang kompleks pasti punya risiko gangguan. Tapi sekarang kita harus hati-hati. Dengan pengalaman ini lebih hati-hati," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.