Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/08/2017, 21:04 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

KOMPAS.com –- Sekitar 11 tahun yang lalu, sebuah usaha penyelundupan blok batu hampir menghilangkan fosil dinosaurus berusia jutaan tahun. Untungnya, agen pabean Mongolia berhasil mencegahnya dan memberikannya kepada Institut Paleontologi dan Geologi Akademi Ilmu Pengetahuan Mongolia.

Fosil tersebut ternyata menyimpan informasi berharga dan merupakan bukti pertama adanya spesies dinosaurus yang tidur bersama-sama di satu tempat.

Walaupun belum diberi nama, hasil identifikasi menunjukkan bahwa fosil tersebut merupakan kelompok dinosaurus bipedal (berkaki dua) menyerupai burung yang dikenal sebagai oviraptoridae.

(Baca juga: Ilmuwan Terkejut, Ada Dinosaurus yang Menyerupai Kasuari)

Dibanding ukuran dinosaurus pada umumnya, oviraptoridae ini termasuk kecil. Dari pinggul, tingginya sekitar satu meter, dan dari paruh ke ekornya burung ini hanya sekitar dua meter. Oviraptoridae ini juga memiliki paruh yang ompong. Bulu pada lengannya seperti sayap dan ekornya pendek dengan kipas bulu pada ujungnya.

"Spesies ini memiliki jengger bulat yang mirip dengan pelindung kepala kasuari (struktur kepala), jadi ini sangat tidak biasa," kata pemimpin penelitian Gregory Funston, seorang mahasiswa doktor ilmu biologi di University of Alberta di Kanada, seperti dikutip dari Live Science pada 25 Agustus 2017.

Spesimen yang mencakup spesies tersebut dari berbagai usia juga menjadi petunjuk adanya perubahan bentuk tubuh. Funston berkata bahwa sebagai contoh, saat dewasa jengger oviraptoridae ini tumbuh lebih besar dan ekornya relatif memendek.

Selain itu, fosil-fosil oviraptoridae juga ditemukan berkumpul pada satu blok batu dalam posisi tertidur. "Pemburu menggali blok kerangka yang fantastis dan berisi bagian dari tiga individu, dua di antaranya sangat lengkap. Mereka diawetkan dalam posisi berkumpul, yang menunjukkan bahwa mereka tertidur saat meninggal dan dikuburkan," kata Funston.

(Baca juga: Spesies Baru Dinosaurus Mirip Burung Ditemukan, Bisakah Terbang?)

Berdasarkan posisi tersebut, para peneliti mendeduksi bahwa ini adalah bukti perilaku tidur komunal di zaman dinosaurus, di mana beberapa hewan dari satu jenis tidur bersama di malam hari.

Funston mengatakan, sulit mengetahui usia oviraptoridae tanpa tahu usia lapisan batu yang ditemukan. Untungnya, peneliti dari Jepang secara legal menggali spesimen dewasa spesies yang sama pada tahun 1998 dari Guriliin Tsav, di Mongolia barat daya. Usia batu itu mencapai 68 juta tahun.

Perilaku seperti burung

Diagram yang menunjukkan sebagian dari tulang fosil OviraptoridaeGreg Funston Diagram yang menunjukkan sebagian dari tulang fosil Oviraptoridae

Oviraptoridae merupakan theropoda, garis keturunan dinosaurus yang menyebabkan evolusi burung. Maka, tak mengherankan jika burung juga tidur secara komunal.

Funston menuturkan, semua orang mungkin sudah tahu bahwa burung tidur secara komunal, tetapi tidak ada yang menyangka bahwa perilaku ini merupakan perilaku sosial yang komplek. Pada burung, perilaku ini terkait dengan hierarki sosial dan pembagian informasi antara individu dalam kelompok.

Meski demikian, belum ditemukan penjelasan pasti apakah perilaku sosial saat tidur komunal diwarisi dari nenek moyang burung dan oviraptoridae yang sama. Atau, perilaku itu didapatkan dari perkembangan evolusi yang terpisah karena menghadapi tekanan di lingkungan.

"Ini berarti burung dan oviraptoridae memiliki tekanan evolusioner dan perilaku yang serupa. Intinya, spesimen ini dapat membantu kita memahami bagaimana tidur komunal dimulai pada burung, dengan membandingkan cara burung dan oviraptoridae yang serupa," kata Funston.

Untuk saat ini, Funston dan rekan-rekan peneliti menduga bahwa oviraptoridae yang ditemukan merupakan satu keluarga. Namun, dia masih harus mengonfirmasikan hal itu dalam penelitian mendatang.

Hasil penelitian Funston bersama koleganya belum dipublikasinya dalam jurnal yang dinilai oleh rekan sejawat, tetapi mereka telah mempresentasikannya pada pertemuan Komunitas Paleontologi Vertebrata 2017 kemarin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Fenomena
Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Kita
Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Oh Begitu
Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Fenomena
Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Fenomena
Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Oh Begitu
Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Kita
Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Oh Begitu
Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Oh Begitu
8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Oh Begitu
Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Oh Begitu
Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Oh Begitu
Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com