"Ini benar-benar bisa menghapus ingatan. Kami tak melihat kembalinya rasa takut," ungkap Cho seperti dikutip The Guardian, Kamis (17/8/2017).
Menanggapi riset itu, Peter Giese, profesor neurologi di King's College London, mengungkapkan bahwa masih terlalu dini untuk menerapkan hasil riset itu pada manusia.
Aplikasi optpgenetika sekarang tidak beretika. "Bagaimana kita bisa menerapkan pada manusia, itu masih belum jelas bagi saya," katanya.
Meski demikian, ia mengatakan, hasil riset merupakan kemajuan dalam memahami "fear extinction" dan pentingnya kekuatan ikatan sel saraf dalam membangun ingatan.
Untuk mengaplikasikan penghapusan memori, perlu juga dipikirkan dampaknya. Apakah mungkin manusia hidup normal jika sejumlah kenangan hilang?
Masalah juga muncul karena sejumlah riset mengungkap bahwa amygdala ternyata bukan pusat rasa takut.
Baca Juga: Manusia Bisa Hidup Abadi, Kata Stephen Hawking
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.