Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/08/2017, 22:12 WIB
|
EditorShierine Wangsa Wibawa

Ditularkan melalui kontak darah, hasil surveilans Ditjen P2PL 2007-2012 menyebutkan bahwa faktor risiko penularan hepatitis C adalah penggunaan narkoba suntik (27,52%), hemodialisis (15,16%), keluarga pengidap hepatitis C (13,83%), pasca operasi (8,54%), hubungan seks tidak aman (7,51%), tranfusi darah (6,84%), tato atau tindik (5,89%), tenaga kesehatan (4,42%), dan transplantasi organ (0,37%).

Dikarenakan jalur penularan tersebut, hepatitis C pun sering kali hadir bersamaan dengan infeksi lain (koinfeksi), seperti HIV.

Selain itu, penyakit ini juga sering ditemukan pada pasien gagal ginjal kronis yang melakukan hemodialisis atau cuci darah, walaupun tren menunjukkan penurunan selama beberapa tahun terakhir.

Data di RSCM, misalnya, menyebutkan bahwa pada tahun 1997, masih didapatkan 72 persen pasien hemodialisis yang terinfeksi hepatitis C. Angka ini telah menurun menjadi 38 persen pada tahun 2011. Sementara itu, infeksi hepatitis C melalui hemodialisis di RS Sardjito Yogyakarta dan RSUD dr Soetomo Surabaya masih 55 persen dan 76,3-88 persen.

Dr Wiendra berkata bahwa hal ini bisa disebabkan oleh proses hemodialisis yang tidak mengikuti prosedur operasi standar. Sebagai contoh adalah reuse dializer atau menggunakan ulang alat cuci darah yang sebenarnya diperbolehkan hingga beberapa tahun yang lalu.

Dr Irsan mengatakan, sebenarnya, tindakan ini juga dilakukan di luar negeri dan di banyak tempat. Jadi, alat cuci darah dibersihkan dan digunakan ulang untuk pasien yang sama. Namun, tindakan ini dipertanyakan (keamanannya) dan sudah tidak dilakukan lagi.

Screening dan pengobatan

Untuk memenuhi target WHO dan Kemenkes yang mengharapkan eradikasi virus hepatitis C pada tahun 2030, beberapa program, mulai dari screening hingga pengobatan, pun dilaksanakan

Kini, screening dapat dilakukan pada tingkat Puskesmas dan dilakukan pada risiko tinggi, yaitu pengguna narkoba suntik, pasien hemodialisis, keluarga dengan penderita hepatitis C, dan petugas kesehatan dan pasien yang kontak darah dengan penderita hepatitis C.

Dipaparkan oleh Dr Wiendra, alat yang digunakan untuk melakukan screening hepatitis C dan dua penyakit lainnya pada saat ini adalah Tes Cepat Molekuler. Sejauh ini, Kemenkes sudah memiliki 41 unit, tetapi diagnosis hepatitis C di Indonesia masih sangat rendah. Oleh karena itu, Kemenkes dan PPHI pun berharap agar lebih banyak penduduk yang melakukan screening.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mengapa Ular Berganti Kulit?

Mengapa Ular Berganti Kulit?

Oh Begitu
Apakah Fungsi Kumis pada Gajah?

Apakah Fungsi Kumis pada Gajah?

Oh Begitu
Benarkah Bulu yang Dicukur Akan Tumbuh Lebih Cepat dan Lebat?

Benarkah Bulu yang Dicukur Akan Tumbuh Lebih Cepat dan Lebat?

Oh Begitu
7 Hewan Penghuni Amazon, Ada Ular Besar dan Burung Warna-warni

7 Hewan Penghuni Amazon, Ada Ular Besar dan Burung Warna-warni

Oh Begitu
Mengenal Obesitas yang Bisa Sebabkan Banyak Penyakit

Mengenal Obesitas yang Bisa Sebabkan Banyak Penyakit

Kita
10 Negara Terpanas di Dunia Versi World Atlas

10 Negara Terpanas di Dunia Versi World Atlas

Fenomena
Apakah Mikropenis Dapat Diobati?

Apakah Mikropenis Dapat Diobati?

Oh Begitu
Benarkah Kantong Teh Bermanfaat untuk Mata?

Benarkah Kantong Teh Bermanfaat untuk Mata?

Oh Begitu
Paus Fransiskus Jalani Operasi Hernia, Kondisi Apa Itu?

Paus Fransiskus Jalani Operasi Hernia, Kondisi Apa Itu?

Oh Begitu
Gurita Ternyata Mampu Mengatur Ulang Otak untuk Beradaptasi

Gurita Ternyata Mampu Mengatur Ulang Otak untuk Beradaptasi

Fenomena
Seperti Apa Buaya Terbesar di Dunia yang Hidup di Penangkaran?

Seperti Apa Buaya Terbesar di Dunia yang Hidup di Penangkaran?

Oh Begitu
Berapa Banyak Samudra yang Ada di Bumi?

Berapa Banyak Samudra yang Ada di Bumi?

Fenomena
Suhu Lautan Bumi Catat Rekor Paling Hangat

Suhu Lautan Bumi Catat Rekor Paling Hangat

Fenomena
Gajah di Kebun Binatang Ternyata Juga Menikmati Kehadiran Pengunjung

Gajah di Kebun Binatang Ternyata Juga Menikmati Kehadiran Pengunjung

Oh Begitu
Seperti Apa Cara Baru Steril Kucing Betina?

Seperti Apa Cara Baru Steril Kucing Betina?

Fenomena
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com