"Dengan menggunakan teknik ini, mungkin mengurangi beban dari penyakit keturunan ini dari keluarga tersebut dan pada akhirnya dari populasi manusia."
Telah ada beberapa usaha sebelumnya, termasuk, di tahun 2015, beberapa tim di Cina menggunakan teknologi Crispr untuk membetulkan kerusakan-kerusakan yang menimbulkan kelainan pada darah.
Tapi mereka tidak dapat membetulkan setiap sel, maka embrio tersebut merupakan sebuah "mosaik" sel sehat dan sakit.
Pendekatan mereka juga mengakibatkan bagian-bagian lain kode genetik tersebut bermutasi.
Halangan-halangan teknis tersebut telah berhasil dilalui dalam penelitian terbaru.
Namun demikian, ini belum akan dipraktekkan secara rutin.
Amankah
Pertanyaan terbesarnya adalah mengenai keamanan, dan itu hanya dapat dijawab dengan penelitian yang jauh lebih lanjut.
Muncul juga pertanyaan-pertanyaan mengenai kapan hal ini sebaiknya dilakukan - embrio sudah dapat diskrining untuk menemukan penyakit melalui diagnosis genetik pra-implantasi.
Akan tetapi, ada sekitar 10.000 kelainan genetik yang disebabkan oleh mutasi tunggal dan dapat, secara teori, dibetulkan dengan teknologi yang sama.
Prof Robin Lovell-Badge, dari Institut Francis Crick, mengatakan pada BBC: "Sebuah metode untuk dapat menghindari mempunyai anak-anak yang terpapar yang menurunkan gen-gen yang kelainan tersebut dapat menjadi sangat penting untuk keluarga-keluarga tersebut.
"Berbicara mengenai kapan, jelas belum sekarang. Masih butuh cukup banyak waktu sampai kami mengetahui apakah teknik ini aman."
Nicole Mowbray hidup dengan kardiomiopati hipertrofik dan memiliki defibrilator yang ditanamkan di dadanya untuk jika jantungnya berhenti berdetak.
Tapi ia tidak yakin apakah akan mempertimbangkan pengeditan gen: "Saya tidak ingin menurunkan sesuatu yang menyebabkan anak saya memiliki kehidupan yang terbatas atau menyakitkan.
"Itu muncul di benak saya ketika saya berpikir untuk memiliki anak.