Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Indonesia Rentan Obesitas, Apa yang Harus Dilakukan?

Kompas.com - 22/07/2017, 20:07 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Pola diet anak juga harus seimbang, yakni 50-60 persen karbohidrat, 30 persen lemak, dan protein harus mencapai 15-20 persen. Usahakan juga agar makanan yang dikonsumsi anak tinggi serat. Perhitungan kasar untuk kebutuhan serat anak setiap hari adalah usia anak ditambah lima gram.

Selain menjaga pola makan, aktivitas juga diperlukan dalam menjaga berat badan anak. Dokter Reni meekomendasikan olahraga intensitas sedang seperti berjalan cepat selama 60 menit sehari. Sementara itu, olahraga yang agak berat seperti berlari bisa dilakukan tiga kali seminggu.

“Kemudian, ajak anak untuk terlibat dalam permainan olahraga di sekolah maupun di rumah. Namanya anak-anak, kalau diajak main pasti senang. Jadi, pilihkan aktivitas fisik bagi anak,” katanya.

(Baca juga: Obesitas Anak Bukan Hanya karena "Fast Food"?)

Orangtua juga bisa memodifikasi aktivitas harian, misalnya menurunkan anak agak jauh dari sekolah agar berjalan atau mengajak anak memilih tangga daripada elevator. Namun, modifikasi ini harus dilakukan sekeluarga agar anak termotivasi untuk mengikuti.

Lalu, bagian yang tidak kalah penting lainnya adalah modifikasi perilaku agar anak bisa menjaga dirinya sendiri baik di dalam maupun di luar rumah.

“Ketika anak sudah besar, dia harus mampu mengawasi dirinya sendiri, mulai dari perubahan berat badannya, aktivitas fisiknya, hingga asupannya. Bila anak dilibatkan, biasanya semangatnya dalam menjaga berat badan akan lebih baik,” ucap dr Reni.

Akan tetapi, orangtua juga harus bisa mengontrol stimulus atau rangsangan di sekitar anak. Jangan sampai orangtua melarang anak makan kerupuk, tetapi menyediakannya di meja sebagai camilan diri sendiri. Oleh karena itu, satu keluarga harus sepakat untuk mengikuti pola makan yang sehat bersama-sama.

Terakhir, dr Reni berpesan agar tidak melakukan perundungan (bullying) kepada anak. “Bagaimana pun keadaan gizi anak, orangtua mau pun teman tidak boleh melakukan bully. Sebab, hal ini bisa berbekas secara psikologis dan membuat anak lari ke makanan,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com