Teknologi komunikasi menambah persoalan dengan “mendekatkan yang jauh, tetapi menjauhkan yang dekat”. Mengobrol dengan tatap muka lalu saling menyelami isi hati dan pikiran, berasa Cuma jadi selingan di antara lebih banyak percakapan melalui gadget dan teknologi.
Saat orang curhat, yang ada malah jadi bahan becandaan, masih sokur kalau tidak disebarluaskan.
(Baca juga: Kenali Gejala Depresi, Pemicu Utama Bunuh Diri)
Jangan-jangan, memang ada kita sebagai salah satu alasan, ketika seseorang sedemikian merasa “tersesat” dan “sendirian” lalu memutuskan untuk mengakhiri hidupnya yang terasa hampa tanpa makna?
Sadar atau tidak, jangan-jangan kita-lah yang telah membuat seseorang "patah", sadar atau tidak sadar, punya kilah atau tidak, sekadar kebiasaan atau memang sengaja punya niat?
Atau, saatnya kita merenungkan ulang makna kehidupan dan cara menjalaninya bersama-sama?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : Infografik deteksi dan respons gelagat https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.