Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/03/2017, 09:05 WIB
Lily Turangan

Penulis

Sumber BBC

 

Menguji bahaya MSG

Setelah surat Kwok, hewan dan manusia menjadi sasaran penelitian untuk menguji bahayanya MSG. MSG diberikan kepada objek-objek penelitian dalam dosis besar, baik secara oral maupun intravena.

Peneliti Washington University, Dr John W. Olney, menemukan bahwa menyuntikkan dosis besar monosodium glutamat ke bawah kulit tikus yang baru lahir dapat menyebabkan perkembangan bercak jaringan mati di otak.

Baca juga: Dewi Yull Ungkap Satu Pesan pada Anak-anaknya agar Tak Membenci Ray Sahetapy Usai Bercerai

Ketika tikus-tikus ini tumbuh menjadi dewasa, mereka mengalami hambatan tumbuh kembang, obesitas dan dalam beberapa kasus, steril.

Olney juga mengulangi studi pada bayi-bayi monyet dan mencatat hasil yang sama. Tapi, 19 penelitian lain pada monyet oleh peneliti lain gagal menunjukkan hasil yang sama, bahkan mirip pun tidak.

Penelitian pada manusia juga dilakukan. Dalam satu studi, peneliti memberi MSG dan plasebo kepada 71 orang yang sehat.

Baca juga: Cara Terdaftar Jadi Penerima Dana PIP, Siswa SD-SMA Ikuti Langkah Ini

Peneliti menemukan, sindrom restoran Cina terjadi pada tingkat yang kira-kira sama, baik pada mereka yang memakan plasebo maupun yang makan MSG.

Dalam upaya untuk mengakhiri polemik, pada tahun 1995, Badan Administrasi Obat dan Makanan Amerika Serikat FDA) menugaskan Federation of American Societies for Experimental Biology untuk mencari semua bukti dan memutuskan apakah MSG benar-benar harus dihindari atau tidak.

Sebagai permulaan, panel ahli menolak istilah 'sindrom restauran Cina', karena dianggap merendahkan dan tidak mencerminkan sifat dari gejala.

Baca juga: Manfaat Daun Sirih Merah untuk Kesehatan yang Sudah Terbukti Secara Ilmiah

Mereka memilih istilah 'gejala MSG kompleks' atau ‘MSG symptom complex’ untuk menggambarkan banyak dan beragamnya gejala yang terkait dengan konsumsi MSG.

Dalam penelitiannya, mereka menemukan ada cukup bukti ilmiah pada subkelompok individu yang sehat dalam populasi umum, yang mungkin sensitif terhadap dosis besar MSG.

Biasanya, gejala muncul dalam waktu satu jam setelah paparan. Tapi, gejala- gejala itu muncul ketika para peserta studi diberi tiga gram atau lebih MSG dalam air, tanpa makanan. Ini adalah skenario yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata.

Baca juga: 7 Provinsi Ini Beri Diskon dan Pemutihan Pajak Kendaraan pada April 2025, Mana Saja?

Menurut FDA, kebanyakan orang mengonsumsi hanya sekitar 0,55 gram perhari bersama dengan makanan, bukan diminum bersama air.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau