Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kali, Ilmuwan Ciptakan Embrio Campuran Babi dan Manusia

Kompas.com - 27/01/2017, 17:09 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Ilmuwan berhasil menciptakan embrio campuran babi dan manusia untuk pertama kalinya.

Embrio tersebut terdiri dari 99,999 persen sel babi dan 0,001 persen sel manusia.

Keberhasilan itu disambut gembira oleh para ilmuwan yang bergerak dalam bidang genetika, kedokteran, dan sel punca.

Namun demikian, sejumlah ilmuwan lain menggarisbawahi tantangan etika dan dampak tak terduga dari riset kontroversial itu.

Juan Carlos Izpisua Belmonte dari Salk Institute yang memimpin proyek itu menerangkan, embrio campuran babi dan manusia itu dibuat dengan teknik transplantasi sel punca.

Sel punca manusia - sel potensi tinggi yang mampu berkembang menjadi beragam jaringan - dicangkokkan dalam embrio babi.

Embrio dengan sel punca manusia lantas dimasukkan dalam kandungan babi dan dibiarkan berkembang selama sebulan sebelum digugurkan.

Dalam sebulan, ilmuwan mengamati perkembangan sel babi dan manusia.

Penelitian menunjukkan, proses pembuatan embrio campuran dengan teknik itu sangat tidak efisien.

Dari 2.075 embrio yang dicangkokkan, hanya 186 yang bisa berkembang hingga 28 hari.

Meski demikian, sel-sel manusia terlihat berfungsi dan berpotensi berkembang dengan baik.

"Ini pertama kalinya sel manusia terlihat berkembang dalam hewan berukuran besar," kata Belmonte seperti dikutip BBC, Kamis (27/1/2017).

Soal inefisiensi, Belmonte mengatakan, itu terkait evolusi babi dan manusia yang terpaut jauh.

Perkembangan janin babi dan manusia juga berbeda jauh. Babi hanya butuh 4 bulan dari embrio hingga bayi sementara manusia butuh 9 bulan.

"Ini seperti jalan bebas hambatan di mana satu mobil bergerak lebih cepat dari yang lain, ada kemungkinan terjadi kecelakaan," kata Belmonte.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com