Sosis Daging Kodok Dibuat untuk Selamatkan Hewan Asli Australia

Kompas.com - 17/11/2016, 16:27 WIB

Tujuan dari program sosis untuk menahan potensi kepunahan jenis-jenis hewan dari gelombang mematikan kodok yang berpindah ke suatu daerah.

Profesor Rick Shine dari Sydney University, yang membantu mengembangkan proyek itu, mengatakan hewan-hewan asli Australia adalah yang paling terancam dari kodok tersebut.

"Dalam beberapa bulan kodok tiba di daerah ini, kita mendapatkan 95 persen dari hewan jenis goanna mati, begitu juga dengan quoll, kadal lidah biru, dan beberapa buaya air tawar," katanya.

"Kita tidak bisa menerapkan seluruhnya karena kawasan Kimberley sangat besar, tapi jika kita dapat membuat ruang di mana predator asli bisa bertahan hidup maka mereka dapat menempati tempat lain setelah kodok pergi," jelas Corrin.

 

Sangat tidak enak

Bagi yang penasaran ingin tahu bagaimana bau dan bentuk kodok sosis, Profesor Rick mengakui tidak semua orang akan tahan melihatnya. Selain bau, kodok ini juga beracun sehingga predator yang memakannya akan mati.

"Ini bukan sesuatu yang bisa Anda konsumsi, sosis ini tidak terlalu menyenangkan. Tetapi sepertinya akan menjadi cara yang sangat efektif untuk menyelamatkan predator langka kita dari invasi kodok," katanya.

"Ini menjadi waktu yang menarik. Kodok menginvansi Australia telah menghancurkan (hewan predator endemis Australia yang berusaha memakan kodok beracun). Sekarang kita memiliki metode sederhana yang dipercaya dapat mengurangi dampak dari kodok dan saya senang melihat kerja sama yang kita dapatkan dari kawasan Kimberley dengan mencoba untuk membuat eksperimen ini," kata Rick.

Kodok-kodok diharapkan dapat dikumpulkan dalam beberapa bulan mendatang untuk membuat sosis di akhir musim hujan. (Erin Parke)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau