Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Planet Layak Huni Terdekat dari Tata Surya, Seperti Apa Rasanya jika Hidup di Sana?

Kompas.com - 25/08/2016, 17:30 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

Proxima b hanya menerima 0,17 persen sinar yang diterima Bumi dari Matahari. Sinar ada dalam bentuk inframerah dan sinar X. Sinar X yang diterima Proxima b lebih besar dari yang diterima Bumi dari Matahari.

Proxima Centauri juga dikenal dengan "Flare Star". Pada saat tertentu, bintang itu akan menghasilkan lebih banyak sinar. Saat itu, sinar X yang diterima Proxima b bisa 10 kali lipat dari biasanya.

Jika saja ada tumbuhan di Proxima b, maka warnanya tak akan hijau. "Karena sinar bintang redup, kemungkinan besar tumbuhan di sana (bila ada) berwarna hitam," kata Lincoln.

"Cahaya bintang akan menjadi sesuatu yang sangat berharga. Tumbuhan akan berevolusi untuk mengoleksi setiap cahaya yang ada," imbuhnya seperti dikutip CNN.

Di atas semua itu, apakah Proxima b tersebut memang menjanjikan tempat untuk hidup? Dengan pengetahuan saat ini, bisa dibilang tidak.

Istilah layak huni tak begitu tepat. Sebab, "habitable" hanya merujuk pada komposisi planet yang berupa batuan serta lokasinya yang ada di goldilocks zone.

Guillem Anglada Escude, astronom dari Queen Mary University of London yang memimpin studi, bahkan mengatakan bahwa saat ini bahkan belum diketahui apakah planet itu punya atmosfer.

Atmosfer sangat penting. Astronom amatir Ma'rufin Sudibyo mengatakan bahwa keberadaan atmosfer akan menentukan suhu permukaan.

"Temperatur permukaan prakiraannya 30 derajat Celsius kalau punya atmosfer. Kalau enggak punya, suhu permukaannya minus 40 derajat Celsius rata-rata," katanya.

Untuk bisa mendukung kehidupan, setidaknya harus ada air cair. Jika tak punya atmosfer, maka air cair akan sulit didapatkan.

Namun, segala yang belum pasti itu menarik. Manusia bisa mengembangkan wahana untuk menuju ke Proxima b. Siapa tahu, hal besar bisa ditemukan.

Butuh waktu lama untuk benar-benar mengetahui apakah Proxima b benar-benar bisa dihuni. Wahana antariksa saja butuh 20 tahun untuk ke sana.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com