Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

19 Tahun Domba Dolly dan Masa Depan Kloning Manusia

Kompas.com - 23/02/2016, 21:57 WIB

Bisakah cara yang digunakan untuk mengkloning Dolly dan hewan lain bisa juga digunakan untuk mengkloning manusia? Secara teoretis bisa.

Namun, apakah sudah ada manusia hasil kloning? Sejauh ini, belum pernah ada pengumuman secara resmi dari ilmuwan tentang lahirnya manusia kloning.

Jangankan lahir, menciptakan zigot atau sel embrionik mula yang nantinya akan berkembang menjadi embrio saja masih tantangan serta penuh skandal.

Tahun 2004, ilmuwan dari Seoul National University di Korea Selatan, Hwang Woo-suk, menyatakan berhasil menciptakan sel embrionik lewat kloning dan memublikasikannya di jurnal Science. Beberapa lama kemdian, terungkap risetnya rekayasa.

Sejumlah upaya dilakukan. Terakhir, Shoukhrat Mitalipov dan rekannya dari Oregon Health and Science University berhasil menciptakan sel punca dengan kloning.

Meski demikian, berkaca dari kasus Woo-suk, ilmuwan pun mulai meminta bukti lebih akan keberhasilan itu, mencegah kepalsuan yang sama terjadi.

Walaupun mungkin ada keberhasilan, mungkin kloning manusia hanya akan ada dalam film fiksi ilmiah. Tantangannya cukup besar.

Ada pendapat bahwa kloning manusia berpotensi mendukung penyembuhan penyakit dengan menciptakan organ-organ tertentu. Namun, masalah etikanya besar. Banyak ilmuwan khawatir akan ada pelecehan kemanusiaan.

Lee Silver, profesor genetika dari Princeton University kepada PBS, mengatakan, kloning manusia mungkin tak akan berjalan. Sebab untuk pengobatan sekali pun, kloning tak menjamin lebih baik. Tak ada manfaat besar dari kloning manusia.

Wilayah dalam biologi yang kini justru sedang diperbincangkan adalah penyuntingan gen. Ilmuwan berhasil menemukan gunting molekuler yang mampu menyunting gen, bernama CRISPR Cas-9. Penyuntingan gen bisa membantu mengatasi penyakit genetik.

Teknologi ini juga pisau bermata dua baru. Penyuntingan gen memungkinkan modifikasi gen sesuai yang diinginkan, menciptakan bayi super.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com