Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

19 Tahun Domba Dolly dan Masa Depan Kloning Manusia

Kompas.com - 23/02/2016, 21:57 WIB
KOMPAS.com - 19 tahun lalu, ilmuwan berhasil mencetak sejarah. Ian Walnut dari Roslin Institute di Edinburgh pada 23 Februari 1997 mengumumkan sesuatu yang kala itu dipercaya tidak mungkin, menciptakan mamalia lewat kloning.

Mamalia yang berupa domba itu dinamai Dolly. Nama itu diambil sebab domba itu dibuat dari sel kelenjar susu (payudara pada manusia) itu membuat ilmuwan berpikir tentang Dolly Parton.

Dolly tercipta dari tiga ibu. Satu ibu menyediakan sel telur, satu yang lain menyediakan DNA, dan yang terakhir berperan mengandung hasil pembuahan.

Domba Dolly sebenarnya telah lahir pada 5 Juli 1996. Namun, ilmuwan memutuskan menuggu selama 7 bulan sebelum mengumumkan keberhasilan itu.

Sayang hidup domba Dolly tak lama. Dia mati pada usia 7 tahun, tepat pada hari Valentine 14 Februari 2003. Kematiannya disengaja. Ilmuwan mengeutanasia Dolly karena penyakit paru-paru dan arthritis yang terus berkembang.

Meski hidupnya singkat, Dolly punya enam domba kecil. Domba bernama Bonnie lahir tahun 1998, Sally dan Rossie pada tahun 1999, serta Luci, Darcy, dan Cotton pada tahun 2001.

Setelah Dolly

Doly memang akhirnya mati, tetapi tetap menginspirasi. Keberhasilan metode Walnut dan rekannya memicu banyak ilmuwan dunia untuk mengkloning hewan lain.

Julie Grisham dan rekannya dari Roslin Institute pada tahun 1998 berhasil menciptakan babi kloning. Tahun 2014, BBC memberitakan bahwa China telah berhasil menciptakan babi kloning dalam skala massal.

Tahun 1999, ilmuwan dari Texas A&M berhasil menciptakan banteng kloning pertama. Orangtua dari banteng itu menjadi hewan tertua yang pernah dikloning, umurnya 21 tahun.

Tahun 2003, ilmuwan dari universitas yang sama berhasil menciptakan rusa pertama. Kemudian, pada tahun 2007, monyet rhesus berhasil dibuat juga dengan kloning.

Metode kloning yang banyak digunakan adalah somatic cell nuclear transfer. Sederhananya, memanfaatkan inti sel tubuh individu dewasa sebagai "sperma" bagi sel telur.

Salah satu manfaat utama yang disebut adalah untuk kebutuhan riset kedokteran. Tikus, babi, dan monyet kloning bisa membantu riset obat penyakit tertentu.

Hal lain adalah menyelamatkan hewan yang terancam punah atau menghidupkan kembali yang sudah punah. Tahun 2008, ilmuwan berhasil mengkloning kambing gunung Spanyol yang sudah musnah. Sayang, hasil kloning mati cepat karena kecacatan paru.

Adakah Kloning Manusia?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com