Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Heroik Achmad Mochtar, Dokter Indonesia yang Mati Dipancung Jepang

Kompas.com - 10/11/2015, 18:42 WIB

Situasi pada tahun 1944 hingga 1945 panas. Saat itu, kekuasaan Jepang di Indonesia sudah menunggu waktu.

Tentara sekutu sudah sampai di Indonesia Timur. Jepang harus bersiap menghadapi perang melawan sekutu sekaligus Indonesia yang ingin merdeka.

Dalam situasi perang, Jepang panik. Mereka membutuhkan vaksin tetanus.

"Saat itu, tetanus mematikan. Perang bukan hanya dengan tembakan, melainkan juga tusukan. Jumlah orang yang mati karena tetanus akibat tusukan banyak," kata Sangkot saat dihubungi Kompas.com, Selasa (10/11/2015).

Jepang diduga melakukan eksperimen vaksin tetanus.

Tim Jepang yang melakukan eksperimen itu masih misterius. Namun, ditemukan jejak eksperimen ilmiah oleh militer Jepang Unit 731 di Bandung. Kala itu, di Bandung ada lembaga Pasteur Institute yang melakukan riset vaksin TCD.

Analisis mengungkap, para romusa sengaja disuntik dengan toksin tetanus agar keampuhan vaksin tetanus bisa diketahui. Eksperimen itu mestinya dilakukan pada hewan terlebih dahulu, tetapi Jepang langsung melakukannya terhadap romusa.

"Itu sengaja dilakukan, tetapi gagal. Tidak mungkin hanya kecelakaan," kata Sangkot.

"Jepang bangsa yang superior. Kalau sampai eksperimen mereka gagal, mereka akan dituduh melakukan kejahatan perang. Karena itu, mereka butuh kambing hitam," kata Sangkot.

Jadilah kemudian Achmad Mochtar yang menjadi kambing hitam dalam kegagalan eksperimen itu.

Saat itu, di Indonesia, hanya ada dua lembaga penelitian, Pasteur Institute di Bandung dan Lembaga Eijkman di Jakarta. Direktur Pasteur Institute adalah orang Jepang.

"Sementara itu, Direktur Eijkman adalah orang Indonesia, bisa dikambinghitamkan," kata Sangkot.

Sebagai orang Indonesia, posisi Mochtar sebagai direktur lembaga penelitian juga sangat strategis.

Dia dinilai terlalu banyak tahu atas rencana-rencana Jepang. Agar kejahatan perang Jepang tak terbongkar, Mochtar perlu "dibungkam" dengan cara eksekusi.

Jiwa pahlawan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com