"Kita tahu bahwa zat yang menyebabkan lubang ozon, klor, dan bromin di atas sana tengah menurun... telah menurun sekitar 18 persen sejak era puncak mereka pada 1990-an, 2000-an," katanya.
Sejak tahun 1987, gas yang diketahui menyebabkan penipisan ozon telah dilarang dan tahun lalu, Organisasi Meteorologi Dunia melaporkan tanda-tanda positif pertama dari "pemulihan ozon".
Profesor David Karoly dari Universitas Melbourne mengatakan, fluktuasi hingga ukuran sebesar ini mungkin tak perlu dikhawatirkan dalam jangka panjang.
"Kami memperkirakan bahwa lubang ozon di belahan Bumi selatan tak akan sepenuhnya pulih dalam 40 sampai 60 tahun ke depan, seperti di era pra-1980 ketika lubang ozon pertama kali ditemukan," ujarnya.
Namun, ukuran lubang ozon pada tahun ini memang memiliki potensi untuk memengaruhi warga Australia.
"Ketika lubang ozon mulai terbentuk, udara yang menipis di ozon bisa diangkut ke bagian selatan Australia, yang dalam periode itu tentu saja bisa meningkatkan jumlah radiasi UV di permukaan bumi," kata Paul. "Jadi, mungkin ada kecenderungan untuk sedikit lebih terkena sengatan matahari," katanya.
"Saya akan mengatakan bahwa sebagian besar negara bagian di selatan adalah tempat yang terkena dampak. Ini biasanya terjadi pada bulan Desember sehingga ketika matahari semakin panas dan lebih tinggi di langit, ini adalah masa ketika hal tersebut kemungkinan terjadi dan kemudian pada bulan Januari, Februari, itu mungkin akan hilang," katanya.
Kedua ilmuwan mengatakan, penggunaan tabir surya dan pakaian pelindung matahari direkomendasikan sepanjang musim panas di Australia. (Lucy Carter)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.