Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Makanan di Pesawat Terasa Hambar?

Kompas.com - 27/05/2015, 12:10 WIB

Dan karena tomat kaya akan umami, "Hal ini ada kaitannya ketika orang memesan jus tomat dan minuman alkohol Bloddy Mary di pesawat yang tidak pernah dilakukannya ketika berada di darat,” tambahnya.

Demikian pula, McLoughlin dari United Airlines menggunakan bahan-bahan kaya akan umami seperti bayam, tomat dan kerang-kerangan untuk memperkaya makanan di dalam pesawat.

Dalam pendekatan lebih radikal, chef selibriti Inggris Heston Blumenthal berharap dapat membantu British Airways menyajikan makanan lebh baik, dengan jalan memberikan semprotan hidung kepada para penumpang untuk membersihkan sinus sebelum makan.

Akan tetapi langkah tersebut tidak populer. Jadi Blumenthal menggunakan pendekatan umami, misalnya membuat resep shepherd’s pie (semacam pastel tutup) dengan memasukkan rumput laut di bagian pinggirnya.

Selain menyediakan menu yang kaya akan umami, BA juga memperkenalkan musik menyesuaikan dengan rasa makanan dengan memakai headphone tahan suara, ujar Spence.

Tersedia untuk kelas utama, bisnis dan ekonomi, "ini adalah salah satu saluran untuk semua penerbangan jarak jauh mulai November dan mencakup lagu-lagu baik yang mempunyai persamaan arti misalnya musik Skotlandia untuk ikan Skotlandia, maupun persamaan sinesthetik untuk meningkatkan rasa manis.”

Sinesthesia adalah istilah teknis untuk membangkitkan sensasi (seperti rasa) melalui rangsangan indera berbeda-beda, dalam hal ini pendengaran.

Beberapa maskapai penerbangan juga meneliti apakah mengganti alat-alat makan mungkin membantu, sebab alat-alat makan berat diganti dengan pisau dan garpu yang ringan dan terbuat dari plastik, membuat makanan berasa tidak enak, kata Spence.

"Dan gelas plastik murah yang digunakan menyajikan gin dan tonik dan anggur juga tidak membantu."

Berbicara tentang minuman anggur, beberapa jenis, betapapun mantapnya di darat, mungkin kehilangan keunggulannya begitu dibawa ke udara, kata Liam Steevenson, kepala distributor anggur Inggris Red & White, yang juga duduk sebagai salah satu pembeli senior untuk jaringan supermarket Waitrose.

Perusahaan itu sebelumnya menyuplai maskapai penerbangan yang melayani kelas bisnis saja, Silverjet, selama dua tahun.

Anggur yang disajikan bersama makanan dikembangkan oleh Le Caprice. Hal itu melibatkan banyak kali pengujian dan penilaian terhadap anggur di darat dan kemudian di udara, ketika Steevenson sendiri bekerja sebagai konsultan Silverjet.

"Anggur yang di darat berasa buah, tiba-tiba berasa lemah, bersifat tanin dan asam," kata Steevenson. "Jelas anggur melemah dan jauh menipis dan lebih terstruktur."

"Cairan membengkak dan mengekecil sesuai dengan tekanan atmosfir dan mungkin itulah yang terjadi pada agggur. Lidah tengah kurang mengecap rasa buah-buahan begitu tekanan berubah".

Untuk mengatasi masalah itu, maskapai penerbangan harus memilih anggur yang berbau seperti buah-buahan yang rendah asam dan rendah tanin.

"Ini tidak selalu mudah. Sampanye mempunyai kandung asam tinggi dan banyak orang ingin meminum sampanye di dalam pesawat," kata Steevenson.

"Claret sifatnya tannic dan kadang asam - lagi lagi banyak penumpang bisnis menghendaki Bordeaux – jadi di benak saya seluruh keputusan pembelian ini harus diambil sembari mempertimbangkan apa yang akan terjadi pada anggur itu ketika berada di udara."

Menurutnya, kelembaban sangat rendah mengubah persepsi cita rasa kita. "Mungkin lebih baik meminum anggur di awal penerbangan bukan menjelang akhir penerbangan, ketika tubuh kita jauh lebih kering," tambahnya. 

"Ketika tubuh kita mengering, kuncup lidah kita menjadi kurang efektif."

Anda bisa membaca artikel asli dalam bahasa Inggris: Why does food taste different on planes di BBC Future.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com