Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/02/2015, 17:28 WIB

KOMPAS.com — Kejutan dalam dunia astronomi datang pada bulan Januari lalu. Astronom berhasil mendeteksi sinyal radio dari luar angkasa.

Sinyal berupa letupan gelombang radio itu berlangsung hanya seperseribu detik. Namun, bagi para astronom, sinyal itu sangat berharga, menjadi petunjuk tentang peristiwa yang sedang terjadi jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari bumi.

Emilt Petroff, astronom dari Swinburne University di Melbourne yang terlibat proses deteksi sinyal misterius itu, menguraikan penemuan dalam tulisan di The Conversation pada Februari 2015 lalu.

"Letupan sinyal radio ditangkap instrumen penerima tepat pada pukul 03.14 dini hari," tulis Petroff. Saat itu, para astronom sedang mengamati petak langit di rasi Aquarius dengan teleskop radio Parkes di New South Wales, Australia.

Dalam 10 detik setelah sinyal terdeteksi, sistem mulai mengidentifikasi sinyal dan mengirim ke semua ilmuwan yang tergabung dalam tim Parkes.

Tim Parkes kemudian bekerja cepat mengirim informasi penemuan ke semua kolaborator di dunia. Informasi seperti koordinat, perangkat teleskop yang digunakan untuk pengamatan, serta gelombang radio setelah letupan itu juga disertakan.

Mulai dari 7 jam setelah penemuan, astronom di dunia mengamati petak langit di mana letupan sinyal radio itu diduga berasal. Mereka berupaya melihat perubahan pada petak langit itu sehingga asal-usul letupan sinyal bisa dipastikan.

Sayang, usaha keras itu belum berhasil. Namun, penemuan ini tetap mencatat prestasi. Untuk pertama kalinya, letupan sinyal radio dari luar angkasa berhasil dideteksi secara real time.

"Ini terobosan besar," kata Duncan Lorimer dari West Virginia University di Morgantown yang juga terlibat penemuan, seperti dikutip New Scientist 19 Januari 2015.

Misterius

Sinyal radio dari luar angkasa, disebut Fast Radio Burst (FBR), pertama kali terdeteksi pada 2007.

Sejak saat itu, astronom dari berbagai penjuru dunia terus memburunya. Meskipun begitu, hingga saat ini, baru sembilan sinyal yang berhasil terdeteksi, termasuk sinyal yang ditangkap baru-baru ini.

Asal-usul sinyal itu belum pasti. Dugaan terkuat, sinyal berasal dari sesuatu yang sangat terang dan berumur pendek, seperti dari badai bintang berenergi tinggi disebut magnetar ataupun dari kolapsnya bintang netron membentuk lubang hitam.

Yang sudah jelas, sinyal itu pasti berasal dari wilayah yang sangat jauh dari bumi. Itu didasarkan pada hasil studi keantariksaan selama bertahun-tahun.

Menurut studi, ruang angkasa tidak benar-benar kosong, tetapi terdiri atas partikel-partikel. Gelombang radio yang datang ke bumi membawa informasi tentang jumlah partikel yang berinteraksi dengannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Fenomena
Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Kita
Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Oh Begitu
Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Fenomena
Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Fenomena
Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Oh Begitu
Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Kita
Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Oh Begitu
Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Oh Begitu
8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Oh Begitu
Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Oh Begitu
Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Oh Begitu
Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com