Amir bersama rekan peneliti dari Jepang menyatakan kebaruan spesies P pseudotilophus dalam jurnal Species Diversity pada 25 Mei 2014.
Nama spesies pseudotilophus dipilih karena jenis tersebut sempat dianggap spesies yang sama dengan P otilophus.
Amir mengungkapkan, katak pohon bertanduk adalah spesies khas Indonesia. "Hanya ditemukan di Borneo, Sumatera, dan Jawa," katanya.
Untuk jenis yang hidup di Jawa, ilmuwan belum melakukan riset sehingga belum diketahui apakah merupakan jenis yang sama atau berbeda dengan di Sumatera dan Kalimantan.
P pseudotilophus dan P otilophus adalah jenis katak yang telah lama hidup di pohon dan mampu beradaptasi dengan baik.
Karakteristik katak yang menunjukkan adanya adaptasi antara lain jari kaki. "Jari-jari katak ini memiliki bantalan sehingga bisa merekat dengan pohon," ungkap Amir.
Ciri lain adalah "tanduk" itu sendiri. "Saya menduga ini berguna sebagai anti-predator," tutur Amir.
Menurut Amir, tonjolan tulang membuat ular pohon menjadi lebih sulit memangsa kedua jenis katak itu.
Kedua jenis katak itu bisa ditemukan, baik di hutan primer maupun sekunder, tetapi hampir tak pernah ditemukan di wilayah yang memungkinkan kontak langsung dengan manusia.
Dengan adanya perusakan hutan, katak spesies baru ini juga menghadapi ancaman. "kalau hutan Sumatera hilang, katak baru ini juga tidak bisa hidup," kata Amir.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.