Samudra tersebut ditemukan lewat analisis data yang diambil oleh wahana antariksa Cassini, wahana milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang mengorbit sistem Saturnus sejak 17 tahun lalu.
Samudra tersebut cukup luas. Jika dibandingkan dengan di Bumi, wilayah samudra itu merentang dari Kutub Selatan hingga Selandia Baru.
Diperkirakan, samudra itu merentang hingga hampir seluruh wilayah Enceladus. Namun, tidak diketahui apakah samudra yang benar-benar berisi air seperti di Bumi itu mencapai wilayah kurub utara.
Luciano Less dari Sapienza University di Roma, pimpinan tim penelitian, mengatakan, samudra tersebut berada 40 km di bawah lapisan es. Dasarnya adalah batuan.
Jonathan Lunine, pakar keplanetan dari Cornell University, mengungkapkan bahwa penemuan ini menjadikan Enceladus sebagai "tempat potensial yang sangat menarik untuk mencari adanya makhluk hidup."
David Stevenson, anggota tim riset dan pakar astronomi dari California Institute of Technology mengatakan, hasil riset ini menarik dan menunjukkan keampuhan Cassini.
"Ini tidak seperti memetakan permukaan Bumi atau Bulan. Tidak seperti itu. Ini lebih kasar. Dan, mengagumkan bahwa kita bisa melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan," kata Stevenson seperti dikutip AP, Kamis (3/4/2014).
Samudra di bawah permukaan es tak cuma terdapat di Enceladus. Titan, bulan lain Saturnus, serta bulan Jupiter seperti Europa juga memiliki samudra di bawah es. Hasil riset dipublikasikan di jurnal Science, Kamis.