Citra itu sebenarnya diambil pada Agustus 2013 tetapi baru dirilis NASA pada Desember 2013. Keunikannya, Iapetus tampak seperti simbol Yin dan Yang.
"Wajah ini merupakan bagian Iapetus yang menghadap ke Saturnus," demikian dinyatakan NASA seperti dikutip Space, Selasa (21/1/2014).
"Bagian utara Iapetus ada di atas dan berotasi 30 derajat ke kanan. Citra diambil dengan basis cahaya tampak dengan kamera narrow-angle pada 30 Agustus 2013," demikian pernyataan NASA.
Beberapa ilmuwan berpikir bahwa dua wajah Iapetus terkait dengan rotasinya yang lambat sehingga bagian gelapnya menyerap lebih banyak panas, butuh waktu lebih untuk memanas.
Material es apa pun yang jatuh ke permukaan panas akan berubah menjadi gas dan kemudian jatuh lagi ke zona yang lebih dingin. Yang gelap makin gelap, yang terang makin terang.
Iapetus pertama kali ditemukan oleh Giovani Cassini pada tahun 1872. Bulan Saturnus ini mempunyai keunikan karena memiliki struktur semacam pegunungan di ekuatornya.
Ilmuwan mengatakan, dahulu, ada tumbukan benda antariksa yang melemparkan sebagian dari Iapetus, membentuk bulan baru yang mengorbitnya.
Debris dari tumbukan itu lalu membentuk bulan baru yang mengorbit Iapetus. Namun, gravitasi Iapetus menarik kembali material itu sehingga membentuk struktur semacam pegunungan.
Hipotesis lain, dahulu Iapetus berputar jauh lebih cepat dari saat ini sehingga struktur itu bisa terbentuk.
Cassini diluncurkan pada tahun 1997 dan sampai di Saturnus pada tahun 2004. Wahana ini akan terus menyelidiki Saturnus dan bulannya hingga tahun 2017.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.