Penentuan dua koridor
Arsitektur jaringan terbaru yang dikembangkan Inmarsat dinamakan Inmarsat 4. Ini bisa diibaratkan dengan jaringan LTE pada komunikasi seluler, yang sebenarnya sangat ampuh.
Dalam pengembangan sistem itu, Inmarsat mengenalkan layanan yang lebih mumpuni pada tahun 2010. Layanan itu diberi nama SwiftBroadband.
Bila menggunakan jaringan generasi itu, maka detail posisi pesawat, ketinggian, dan kecepatan bisa diketahui dari "ping" yang dikirim.
Sayangnya, MH370 belum menggunakan jaringan itu. Pesawat tersebut masih menggunakan jaringan yang lebih tua, setara dengan jaringan 3G untuk komunikasi seluler.
Pada pesawat, perangkat yang terpasang masih Swift64 sehingga data seperti kecepatan dan lokasi pesawat tak bisa diketahui. Jadi, lokasi harus diperkirakan.
Sejumlah "ping" diterima oleh satelit hingga 7,5 jam setelah MH370 lepas landas, atau terakhir pada Minggu (9/3/2014).
Dari sana, investigator bisa memperkirakan lokasi relatif pesawat terhadap satelit Inmarsat3F1 yang di Samudra Hindia terletak di 64 derajat Bujur Timur.
Swift64 mengandalkan apa yang disebut dengan global beam untuk menerima "ping".
Jarak terhadap satelit bisa diperkirakan dengan melihat kekuatan sinyal yang dikirimkan serta waktu tempuh sinyal.
Sebuah kalkulasi dengan memperhitungkan posisi terakhir pesawat, kecepatan, ketersediaan bahan bakar, kemudian dilakukan.
Dengan demikian, dua koridor pencarian kemudian diperoleh, di utara dan selatan, yakni Turkmenistan ke Kazakhstan serta Indonesia hingga sebelah selatan Samudra Hindia.
Koridor pencarian tecermin dalam garis putus-putus berwarna hijau yang tersaji pada gambar di atas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.