Namun, matinya ACARS dan transponder tak lantas membuat MH370 tidak bisa dilacak. Pukul 02.40 waktu Malaysia pada hari yang sama, radar militer Malaysia mendeteksi keberadaannya.
Menurut radar militer, MH370 bergerak ke arah barat, menuju selat Malaka atau sebelah timur wilayah Aceh, Indonesia.
Dari wilayah tersebut, MH370 terus bergerak ke wilayah laut Andaman, mulai dari selatan Phuket, Thailand, hingga ke tengah perairan tersebut.
Karena terbaca radar militer itulah, muncul dugaan bahwa MH370 terbang ke wilayah Samudra Hindia.
Perkembangan selanjutnya, karena pesawat terus bergerak menjauhi wilayah Malaysia, akhirnya pergerakan pesawat tak bisa terbaca radar militer negara itu. Namun, bukan berarti tak ada celah.
Ada yang perlu diketahui tentang ACARS. Farrar mengungkapkan, ACARS bisa diumpamakan seperti Twitter.
Pertama, seperti Twitter, ACARS juga memiliki pilihan jalur sehingga pengguna bisa memanfaatkannya.
Twitter bisa digunakan lewat koneksi broadband atau WiFi di rumah, atau bisa juga menggunakan koneksi data seluler dalam perjalanan.
ACARS juga punya pilihan penggunaan. Selama pesawat berada di atas daratan, sinyal ACARS dikirim lewat VHF. Bila di atas lautan, maka sinyal memanfaatkan satelit komunikasi (Satcom).
ACARS juga seperti Twitter karena penggunanya bisa "sign out" atau dinonaktifkan. Dengan demikian, pengguna tak akan mampu mengirim atau menerima pesan.
Namun, seperti ketika menggunakan Twitter, "sign out" tak berarti pengguna terputus dengan penyedia layanan seluler.
Bila ACARS dinonaktifkan, tak berarti bahwa hubungan antara terminal satelit di pesawat dan satelit komunikasi kemudian terputus.
Satelit komunikasi masih bisa mengirim "permintaan" untuk memastikan bahwa pesawat masih bisa dijangkau. Respons "permintaan" itulah yang dimaksud dengan "ping".
MH370 terhubung dengan jaringan satelit Inmarsat, sebuah perusahaan satelit komunikasi di Inggris.
Data "ping" dari Inmarsat itulah yang membantu para investigator menentukan kemungkinan lokasi MH370.