Ilmuwan dari University of Chile dan University of Chicago melakukan eksperimen dengan menggunakan ayam.
Mengapa ayam? Menurut ilmuwan, ayam sebagai salah satu jenis burung dianggap merupakan kerabat terdekat dari dinosaurus seperti T-rex.
Ilmuwan mengambil 12 ayam sebagai obyek studi. Eksperimen sendiri dilakukan selama 12 minggu. Ayam dibagi dalam tiga kelompok.
Pada empat ayam, ilmuwan menaruh batang kayu dan lilin mainan di bagian ekornya. Pada empat ayam lainnya, ilmuwan menaruh beban di atas tubuh ayam. Sementara itu, empat lainnya tidak dimodifikasi.
Pada empat ayam pertama, batang kayu dan lilin mainan diganti setiap lima hari guna menyesuaikan dengan pertumbuhan ayam. Massa ekor dijaga agar mencapai 15 persen massa tubuh.
Intinya, lewat eksperimen ini, ilmuwan ingin melihat bagaimana perubahan pusat massa tubuh memengaruhi postur dan kinematika gerak ayam.
Hasil riset menunjukkan, ayam dengan ekor buatan dari batang kayu memiliki gerak berbeda dengan kelompok lain.
Menurut ilmuwan, ayam dengan ekor buatan punya femur (tulang paha) yang berorientasi vertikal dan tibiotarsus, tulang antara tulang paha dan jari kaki, horizontal.
Seperti dipaparkan The Independent, Minggu (9/2/2014), tulang femur dan tibiotarsus pada ayam itu juga lebih tertekuk.
Hasil riset yang dilakukan Bruno Grossi dan rekan itu dipublikasikan di jurnal PLOS ONE, Rabu (5/2/2014) lalu.
Ayam dengan ekor buatan itu lebih kurang menunjukkan gerakan dinosaurus. Perbedaan cara gerak ayam itu bisa dilihat dalam video berikut.