Mengapa Dinosaurus Bisa Tumbuh Menjadi Raksasa?

Kompas.com - 30/10/2013, 10:00 WIB

KOMPAS.com — Dinosaurus bisa tumbuh begitu mega lantaran memiliki sendi yang lebih licin dibanding mamalia darat lainnya. Adanya tambahan lapisan tulang rawan yang menghubungkan tulang-belulang pada dinosaurus membuat tulang tersebut mampu menahan bobot lebih besar.

Demikian hasil penelitian dari sekelompok peneliti di Richard Stockton College of New Jersey, Amerika Serikat. Memang dari ukuran, dinosaurus masih kalah dari paus sebagai mamalia laut. Namun, jika dibandingkan dengan mamalia darat, tidak ada yang bisa menyamai tinggi dan besarnya dinosaurus. Manusia, misalnya, tulang yang kita miliki bisa rontok ketika bobot tubuh terlalu berat.

Untuk bisa mencapai kesimpulan tersebut, tim peneliti ini memeriksa tulang dari beragam mamalia dan membandingkannya dengan tulang dinosaurus. Mereka juga meriset tulang milik burung dan reptil yang memiliki garis keturunan dinosaurus.

Ditemukan bahwa tulang mamalia secara progresif menjadi lebih bulat di bagian ujung untuk menopang berat tubuh agar tidak membebani tekanan pada tulang rangka. Saat tulang menjadi lebih lebar, tulang rawan tertarik oleh lapisan tipis dan kencang di bawah tulang. Keketatannya memungkinkan distribusi berat yang merata.

Namun, tulang dari reptil dan dinosaurus tumbuh lebih lebar dan lebih rata saat hewan tersebut tumbuh membesar dengan bobot yang juga berat. Dibanding mamalia yang hanya memiliki lapisan tipis, dinosaurus mempunyai lapisan lebih banyak sehingga sendi mereka lebih licin.

Sendi ini tidak hanya melakukan distribusi berat yang lebih merata, tetapi juga bisa menahan tekanan lebih besar. Dikatakan oleh Matthew Bonnan sebagai pemimpin penelitian, "Awalnya saya mengharap pola yang sama di kedua grup (mamalia dan dinosaurus), tapi yang Anda lihat ternyata pola yang bertolak belakang." (Zika Zakiya/National Geographic Indonesia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau