Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komet Terang ISON, Apa dan Mengapa Istimewa?

Kompas.com - 11/11/2013, 14:20 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

Prediksi terbaru, ISON hanya akan tampak maksimum dengan magnitudo -6. Lebih redup dari purnama, tetapi tetap bisa dilihat dengan mata telanjang.

ISON bisa tampak cerlang karena akan mencapai titik yang sangat dekat dengan Matahari, hanya 1,2 juta km dari permukaan Matahari.

Sumber cerlangnya komet ISON berasal dari kandungan es dan debunya. Es perlahan menguap dan debu akan berhamburan, diiluminasi dan dibakar oleh Matahari sehingga menciptakan kecerlangan.

Penguapan es dan hamburan debu maksimum akan terjadi ketika ISON mencapai titik terdekat dengan Matahari 28 November 2013 nanti.

Karena penguapan dan hamburan debu maksimum itu, komet akan tampak sangat cerlang pada hari itu dan sehari sesudahnya, 29 November 2013.

ISON juga istimewa karena periode kenampakannya yang relatif lama, mencapai lebih dari 1 bulan.

Diprediksi, ISON akan mulai tampak 17 November 2013 hingga paling tidak bulan Januari 2014. ISON juga bisa menimbulkan pemandangan semburat ekor komet di petang hari.

ISON diprediksi akan menjadi komet paling terang dalam 50 tahun terakhir.

Mengapa warga Indonesia perlu tahu?

Warga Indonesia perlu tahu karena bisa menyaksikan fenomena kenampakan komet ISON.

Komet ISON bisa diamati dengan mata telanjang oleh warga Indonesia pada tanggal 28 dan 29 November 2013.

Pengamatan di siang hari bisa dilakukan dengan teknik khusus guna menghilangkan terangnya cahaya Matahari.

Beberapa komunitas astronom amatir di Indonesia sudah merencanakan pengamatan ISON sehingga publik pun bisa bergabung.

Setelah ISON menjauh dari Matahari, belum diketahui apakah ISON akan kembali lagi ke Tata Surya. Jika kembali pun, mungkin akan memakan waktu lama.

Kesempatan pada pengujung November ini akan menjadi kesempatan sekali seumur hidup untuk menyaksikan ISON.

Jadi, jangan lewatkan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com