Terris menemukan dinosaurus tersebut saat sekolahnya mengadakan penggalian bersama pakar palaentolog Raymon M Alf Museum of Paleontology. Sementara paleontolog yang beberapa hari sebelumnya sudah mengobservasi wilayah yang sama dan tak menemukan apa pun, Terris berhasil menemukan fosil berharga.
Dinosaurus yang ditemukan Terris adalah jenis dinosaurus yang sepintas mirip bebek dari sisi mulutnya yang tampak seperti paruh. Disebut Parasaurolophus, dinosaurus itu diperkirakan hidup 75 juta tahun yang lalu.
Terris sebenarnya sudah menemukan fosil tersebut pada tahun 2009. Namun, upaya perizinan untuk penggalian serta penggalian sendiri dan identifikasi membuat hasil penelitian baru diumumkan kali ini. Hasil riset ini dipublikasikan di jurnal PeerJ.
Dinosaurus yang ditemukan sebenarnya masih bayi, diperkirakan berukuran 1,8 meter. Dinamai Joe, fosil ini merupakan fosil dinosaurus paling muda dan kompleks dalam golongannya. Saat dewasa, jenis dinosaurus ini diperkirakan bisa berukuran hingga hampir 8 meter.
Dinosaurus tersebut dahulu hidup di wilayah Amerika Utara bagian barat. Jenis ini dikenal dengan karakteristik tulang berbentuk serupa tabung yang ada di atas kepalanya. Ilmuwan percaya, bagian itu berfungsi menghasilkan suara untuk membantu komunikasi.
Berkomentar tetang penemuannya, Terris mengatakan, "Awalnya saya tertarik melihat sebuah tulang yang menonjol dari sebuah batu. Ketika kita kemudian melihat tengkorak, saya sangat bahagia."
Banyak dinosaurus golongan Parasaurolophus dewasa telah ditemukan. Namun, temuan ini unik karena merepresentasikan Parasaurolophus kala mudanya. Saat muda, dinosaurus ini hanya punya tonjolan di kepala yang kemudian akan berkembang menjadi organ serupa tabung di kepala.
Andrew Farke dari Raymond M Alf Museum of Paleontology dan timnya melakukan pemindaian untuk merekonstruksi kemampuan vokal yang bisa diproduksi oleh bayi maupun dewasa dinosaurus jenis ini.
"Kalau dewasa dinosaurus ini bisa menghasilkan suara gonggongan, maka bayi dinosaurus ini menghasilkan kicauan," kata Farke seperti dikutip International Business Times, Selasa (22/10/2013).
"Bersama kenampakan visualnya, ciri ini mungkin membantu hewan yang hidup di wilayah yang sama untuk tahu siapa 'bos' dari kelompok itu," ujar Farke.
Berdasarkan sampel tulang, Sarah Werning dari Stony Brook University yang juga terlibat studi ini, mengatakan bahwa dinosaurus itu mati dalam usia yang sangat muda. Dinosaurus punya lingkaran tahun seperti pada pohon. Pada fosil dinosaurus ini, ilmuwan tak menemukan satu lingkaran pun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.