Satelit Ini Bakal Dibuang di Dekat Matahari

Kompas.com - 22/10/2013, 20:28 WIB

KOMPAS.com — Wahana antariksa yang sudah berjasa memberi informasi mengenai usia Bumi sekitar 80 juta tahun lebih tua dari perkiraan sebelumnya, Planck, memasuki masa pensiun. Agensi Luar Angkasa Eropa (ESA) mengatakan, Planck sudah siap dimatikan pada Senin (21/10/2013).

Operator misi sudah mengosongkan bahan bakar Planck, dan ini merupakan tahap pertama pensiun dari sebuah wahana. Sesuai rencana, satelit ini akan "diparkir" di orbit aman di sekitar Matahari, jauh dari Bumi dan Bulan.

Kemudian pada Rabu (23/10/2013), ia akan berhenti beroperasi dan mulai melayang di antariksa selama-lamanya. "Aksi terakhir seperti sesederhana mematikan pemancar: kita akan menyaksikan bungkamnya Planck dan tidak akan pernah menerima sinyal darinya lagi," demikian keterangan Manajer Operasi Pesawat Antariksa ESA Steve Foley.

Foley menambahkan, adalah penting untuk tidak lagi menerima sinyal dari Planck karena bisa mengganggu misi baru di masa mendatang. Prosedur ini sudah pernah dilakukan sebelumnya terhadap "kakak" dari Planck, yakni Herschel, pada awal tahun 2013.

Keduanya sama-sama diluncurkan pada 2009 silam. Tugas utama Herschel adalah mempelajari asal-usul bintang dan galaksi, sedangkan Planck mencari sisa radiasi dari "Ledakan Besar" yang menciptakan jagat raya sekitar 14 miliar tahun lalu.

Planck sendiri dinamai sesuai dengan nama ahli fisika Jerman, Max Planck, yang menemukan teori kuantum. Satelit ini dilengkapi dengan teleskop yang bisa mengukur suhu emisi dari cosmic microwave background (CMB).

Awalnya Planck hanya dirancang untuk survei dengan periode 15 bulan. Namun, nyatanya ia digunakan selama 30 bulan dan sukses menjalani lima survei. "Usaha kami adalah mengusahakan sebuah misi hidup dan berjalan. Jadi, mengirimkan perintah untuk mati adalah hal yang sulit," kata Paolo Ferri, Kepala Misi Operasi. (Zika Zakiya/National Geographic Indonesia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau