Ternyata, pembalikan arah medan magnet yang diharapkan tidak terjadi. Ilmuwan saat itu berhati-hati untuk menyatakan bahwa Voyager 1 telah meninggalkan Tata Surya.
Namun, analisis data yang ditangkap instrumen gelombang plasma Voyager 1 antara 9 April dan 22 Mei 2013 mengungkap bahwa wahana itu berada di area dengan kerapatan elektron 0,08 per sentimeter kubik.
Astrofisikawan mengatakan bahwa kerapatan elektron di ruang antarbintang adalah 0,05-0,22 per sentimeter kubik.
Karena data tersebut, ilmuwan kemudian yakin bahwa Voyager 1 telah menjadi wahana pertama yang meninggalkan Tata Surya.
"Langkah bersejarah ini bahkan lebih menarik karena menandai era baru eksplorasi Voyager, eksplorasi ruang antarbintang," kata Stone seperti dikutip AFP, Kamis.
Meski tim Voyager yakin bahwa Voyager 1 telah meninggalkan Tata Surya, tak semua ilmuwan menyetujuinya.
David McComas dari Southwest Research Institute di San Antonio, Texas, mengatakan, "Saya tak yakin Voyager sudah di luar (Tata Surya) sekarang."
McComas masih meragukannya sebab belum ada data yang menunjukkan adanya pembalikan arah medan magnet.
Misi Voyager hingga kini telah menelan biaya 988 juta dollar AS. Instrumen wahana ini dijadwalkan akan mati pada tahun 2025.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.