Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/09/2013, 15:02 WIB
Dr. Widodo Judarwanto Sp.A

Penulis

Sumber Kompasiana

Gangguan ini biasanya sering terjadi pada anak alergi dan hipersensitif saluran cerna. Biasanya hipersensitif saluran cerna ini terjadi karena ketidak matangan saluran cerna (imaturitas saluran cerna) yang secara alamiah akan membaik setelah usia 5-7 tahun. Hal inilah yang menjelaskan mengapa berbagai gangguan pada anak tersebut akan menghilang saat anak usia din atas 5-7 tahun, Namun sebagian kecil lainnya akan menetap hingga dewasa.

Anak yang mempunyai kemampuan teman fantasi dengan gangguan saluran cerna biasanya mempunyai riwayat gangguan alergi seperti alergi kulit, hidung, sebagian lain mengalami asama dan mudah terkena batuk dan pilek.

Membedakan teman fantasi biasa dan pseudosains

- Pada teman fantasi biasa, anak akan berbicara dan bercerita dengan memegang obyek tertentu seperti boneka, mobil atau benda lainnya. Tetapi bisa dicurigai teman fantasi pseudosains bila anak saat berbicara memandang obyek tertentu dan bermain seperti biasa tanpa memegang obyek boneka dan anak mempunyai kelebihan indera ke enam seperti yang disebut di atas.

- Bila anak menyebutkan teman khayalannya itu nama tokoh supehero, tokoh komik atau tokoh film televisi maka biasanya adalah teman fantasi yang biasa. Tetapi bila si anak menyebut nama satu atau lebih nama yang disebut-sebut berulang dalam waktu yang lama maka harus dicurigai apakah teman fantasi pseudosains.

Pencegahan

- Pada anak yang mengalami fantasi pseudosains pendekatanmnya sulit dilakukan secara ilmiah bila tidak memahami latar belakang kejadian tersebut. Tetapi bila pseudosains dikaitkan dengan pengetahuan ilmiah akan dikaitkan dengan teori Gut Brain Axis, maka gangguan alergi dan hipersensitif saluran cerna harus dikendalikan jangan sampai menunggu usia 5-7 tahun akan membaik sendiri.

- Pada anak dengan teman fantasi biasa tanpa disertai gangguan pseudosains maka dapat dilakukan dengan mengenal si teman. Anak-anak senang, kalau orang tua menaruh perhatian terhadap ciptaan mereka. Mintalah si kecil melukis temannya, atau bergabunglah dengan mereka di dalam permainan. Membiarkan anak bertanggung jawab. Anak kecil tak punya banyak kesempatan untuk mengatur dunia di sekeliling mereka, jadi jangan coba-coba bicara pada si teman khayalan, atau bilang bahwa dia duduk di samping Anda sebelum anak Anda bilang begitu. Biarkan si kecil yang berinisiatif. Mengusahakan agar tetap bisa diatur. Biarkan anak mengarahkan respons orangtua. Jika ia tidak ingin orangttua memasuki pertemanan mereka, izinkan. Jika ia ingin orangtua ikut bermain, lakukan. Sebisa mungkin, jangan menambahkan ide cerita ke dalam plot imajinasi anak agar anak tetap berada di dunia nyata sekaligus memberi kesempatan dia mengembangkan imajinasi.

 - Jika teman khayalan selalu menjadi kambing hitam setiap kali anak melakukan kesalahan, segera fokuskan diri untuk mengambil konsekuensi. Misalnya, ketika anak mengatakan bahwa sat teman fantasinya memecahkan vas bunga , minta anak untuk berhati-hati agar tidak melakukan kesalahan seperti temannya itu. Lalu katakan, anda akan membantu dia membersihkan vas pecah berantakan yang telah ditumpahkan si teman fantasi anak.

 - Seiring pertambahan usia anak, kenalkan dia dengan berbagai kegiatan menarik yang bisa dia lakukan bersama teman satu kelas, kerabat, atau tetangga dekat. Dengan demikian, ia bisa merasakan kesenangan yang nyata dan perlahan ia akan meninggalkan teman khayalannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com