Spesies hiu "berjalan" tersebut merupakan spesies keenam yang ditemukan di Indonesia. Total spesies hiu "berjalan" genus Hemiscyllum yang ada di dunia hanya sembilan.
Para ilmuwan mengatakan, spesies hiu "berjalan" bisa memberi petunjuk untuk menjelaskan evolusi hewan bertulang belakang yang hidup di darat.
Salah satu teori menyatakan bahwa hewan darat berkaki empat merupakan hasil evolusi hewan laut yang bermigrasi beradaptasi hidup di darat.
Riset ReefQuest Centre for Shark Research di Vancouver, Kanada, dikutip New Scientist, Jumat (30/8/2013), menyatakan, hiu "berjalan" merupakan model baik untuk menjelaskan pergerakan vertebrata berkaki empat darat purba.
Jenis hiu "berjalan" bergerak dengan menggunakan siripnya. Hiu ini menggeliat di permukaan karang kala mencari makan. Jenis ini hanya berenang bila ingin melarikan diri dari predator.
Gerakan dengan menggunakan sirip ini diduga dipakai oleh hewan-hewan laut purba yang mulai bermigrasi ke daratan pada masa lalu.
Adaptasi kemudian menyebabkan hewan-hewan tersebut mengembangkan kemampuan bergerak di daratan dan memiliki kaki.
Peneliti hiu dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Fahmi, yang dihubungi beberapa waktu lalu mengatakan bahwa hiu berjalan lebih modern dari hiu buas dan besar yang umumnya dikenal.
Hiu berjalan ini hidup di perairan laut dangkal. "Semakin ke darat maka semakin modern. Jadi, hiu berjalan ini lebih modern dari hiu umumnya," kata Fahmi.
Rainer Froese dari GEOMAR Helmholtz Centre for Ocean Research di Jerman mengatakan bahwa hiu "berjalan" sangat kontras dengan ikan coealcanth, ikan purba yang pernah ditemukan di Sulawesi.
"Coelacanth tidak menunjukkan perilaku berjalan. H halmahera jelas merupakan fosil hidup, tetapi merupakan salah satu hiu modern," kata Froese.
Spesies hiu berjalan H halmahera ditemukan oleh ilmuwan dari Conservation International. Informasi lebih detail tentang penemuan itu bisa dilihat dalam berita "Spesies Hiu 'Berjalan' Ditemukan di Halmahera".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.