Satu pertanyaan menggelitik kemudian. Adakah proses yang berlawanan dengan Big Bang tersebut? Situs astronomi Langitselatan menguraikan bahwa memang ada proses yang berlawanan dengan Big Bang, bernama Big Crunch? Seperti apa Big Crunch dan bagaimana prosesnya? Berikut uraiannya.
The Big Crunch adalah salah satu skenario akhir alam semesta. Kita tahu alam semesta saat ini diamati mengalami pemuaian ruang. Kita juga bisa menghitung laju seberapa cepat alam semesta memuai dan ini dinyatakan dalam besarnya konstanta Hubble.
Dengan mengetahui seberapa cepat alam semesta memuai, kita dapat menghitung seberapa besar gaya gravitasi yang dibutuhkan objek-objek alam semesta untuk dapat menghentikan pemuaian alam semesta. Gaya gravitasi total objek-objek di alam semesta bergantung pada kepadatan alam semesta, dan kepadatan yang dibutuhkan untuk menghentikan pemuaian alam semesta disebut kepadatan kritis dan dinyatakan dengan simbol ?c.
Alternatif lain (Gambar 1) juga dapat diperkirakan. Apabila kepadatan alam semesta sama dengan kepadatan kritis, maka gaya gravitasi alam semesta mampu menghentikan pemuaian alam semesta namun alam semesta akan terus menerus mengembang dengan kecepatan yang semakin lambat. Bila kepadatan alam semesta lebih kecil dari kepadatan kritis, maka alam semesta kita akan terus mengembang dipercepat.
Hasil pengamatan satelit WMAP menyimpulkan bahwa kepadatan alam semesta memang mendekati kepadatan kritis, namun nampaknya alam semesta mengembang dipercepat
Seandainya Big Crunch memang akan terjadi, ada berbagai teori yang mengijinkan terjadinya Big Bang setelah terjadinya Big Crunch. Artinya Big Bang yang merupakan awal kelahiran sebuah alam semesta juga sekaligus adalah akhir dari alam semesta sebelumnya (Gambar 2).