Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lihatlah Semarak Langit Malam di Bulan Ramadhan!

Kompas.com - 22/07/2013, 10:28 WIB

Betelgeuse dan Aldebaran hanyalah sebagian dari bintang-bintang terang penghias langit malam kita, namun keduanya dikenal sebagai bintang raksasa merah yang ukurannya jauh lebih besar dari Matahari kita. Betelgeuse bahkan demikian besarnya karena kehidupan normalnya hampir berakhir, untuk kemudian bakal meledak sebagai supernova.

Planet, ISS

Selain rasi bintang dan bintang terangnya, langit malam Ramadhan juga berhias sejumlah planet. Selepas berbuka puasa, di atas cakrawala barat terdapat Venus. Sementara hampir tegak di atas ada Saturnus dengan cincinnya yang legendaris meski sesungguhnya semua planet gas dalam tata surya (dari Jupiter hingga Neptunus) juga bercincin.

Di langit timur, tepatnya dalam rasi Sagittarius, terdapat Pluto. Venus dan Saturnus cukup terang sehingga mudah dilihat tanpa alat bantu apapun, sebaliknya Pluto sangat redup sehingga butuh teleskop berukuran medium untuk menatapnya.

Pasca sahur, panoramanya berubah dengan Neptunus bertengger di langit barat sementara nyaris tegak di atas kita ada Uranus. Dan di atas cakrawala timur bertengger planet Mars, Jupiter dan Merkurius. Baik Uranus maupun Neptunus hanya bisa dinikmati dengan teleskop, sementara Mars, Jupiter dan Merkurius cukup terang untuk disaksikan tanpa alat bantu apapun.

Namun, posisi Merkurius yang terlalu dekat dengan cakrawala menyulitkan untuk mengamatinya.
Ada beberapa fenomena menarik terkait planet-planet ini. Pada 21 hingga 23 Juli 2013 saat fajar, Jupiter bakal berjarak sudut cukup dekat dengan Mars seiring peristiwa konjungsi antara keduanya. Dan, kemudian pada 3 hingga 5 Agustus 2013 fajar giliran Mars, Jupiter, Merkurius dan Bulan (sebagai Bulan sabit) yang berkumpul di atas cakrawala timur.

Selain panorama benda-benda langit tersebut, langit malam ramadhan juga bakal dilengkapi dengan melintasnya sejumlah benda langit buatan manusia. Yang paling mudah diamati adalah stasiun antariksa internasional (ISS) yang berukuran 73 x 109 meter persegi dan bobot total 450 ton, menjadikannya benda langit artifisial terbesar yang mudah disaksikan dari muka Bumi tanpa alat bantu.

Stasiun ISS bakal terlihat melintas di cakrawala barat daya Indonesia pasca terbenamnya Matahari antara 31 Juli hingga 3 Agustus 2013, sebagai titik cahaya yang melebihi cemerlangnya bintang dan planet terang lainnya kecuali Venus.

Peristiwa serupa pun bakal terulang pada 5 dan 7 Agustus 2013 fajar, hanya kali ini di cakrawala timur laut. Seiring kecepatannya yang sangat tinggi, setiap perlintasan stasiun ISS hanya bisa disaksikan dalam tempo tak lebih dari 6 menit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com