Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Ekstrem, Indonesia Rentan Pangan dan Buah

Kompas.com - 05/06/2013, 07:48 WIB

Di Malang, Jawa Timur, dampak cuaca ekstrem mengganggu masa berbunga jenis krisan dan pikok. ”Biasanya, awal Juni seperti ini sudah kemarau dan produksi bunga sangat bagus,” ucap Nyarmu, petani di Beru, Kecamatan Bumi Aji.

Saat cuaca bagus, ia biasa memanen 800-1.000 kuntum bunga krisan per pekan. Kini, seperempatnya, 200-400 kuntum setiap minggu. Begitu pula dengan bunga pikok. Di Jatim dan Jateng, cuaca juga mengganggu perkebunan tembakau.

Tanaman pangan

Bila jenis hortikultura terdampak buruk, kondisi tanaman pangan menunjukkan optimisme. Penanaman padi musim kedua (April-September) diperkirakan sukses.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, masih ada penyerapan pupuk. ”Itu berarti petani masih menanam hingga bulan ini,” kata Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian, Gatot Irianto.

Tahun 2010, dengan kondisi cuaca lebih basah dari saat ini, produksi tanaman pangan, khususnya padi, tetap terbilang masih bagus. Namun, kondisi alam tak selalu sama persis.

Peringatan disampaikan peneliti hama pada Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hari Sutrisno. ”Kondisi basah yang membuat kelembaban tinggi akan memicu ledakan hama wereng dan penggerek batang,” kata dia.

Ledakan itu, di antaranya juga disebabkan minimnya populasi lebah parasit musuh alami wereng dan penggerek batang. Parasit itu terganggu pertumbuhannya saat kelembaban tinggi.

Hari mengatakan, Dinas Pertanian Jawa Timur perlu kewaspadaan tinggi saat ini, satu bulan sebelum panen raya padi di Ngawi. ”Bulan Maret-April lalu, wereng dan penggerek batang padi kuning sudah muncul di Ngawi. Waspada sekarang ini,” kata dia.

Ia menyarankan penebaran lebah parasit musuh wereng dan penggerek batang. Laboratorium pengamat hama di Jatim bisa menghasilkan parasit itu.

”Yang dibutuhkan saat ini adalah antisipasi nyata di lapangan. Bila kondisi terus basah seperti sekarang, saya yakin ada produksi pangan dan hortikultura terancam,” kata Hari.(CHE/HEN/SIR/WER/DIA/SIR/ REK/MKN/IDR/MAR/GSA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com