Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepemimpinan Harus Berpihak Pada yang Lemah

Kompas.com - 25/03/2013, 03:18 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com - Mikael "Jais" Ismanto (32), warga kawasan barat daya Gunung Merapi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah melangkahkan kakinya keluar dari bangunan tempat ibadah Minggu Palma, yang oleh umat setempat dinamai Gubug Selo Merapi (GSPi).

Ia pulang ke rumahnya di depan gedung terbuka itu di tepi alur Kali Senowo, sambil menenteng beberapa daun palma, sarana utama umat mengikuti misa kudus untuk merayakan Minggu Palma, salah satu rangkaian peribadatan Pekan Suci Paskah.

Rangkaian Pekan Suci Paskah 2013, meliputi ibadah Minggu Palma, untuk mengenang saat Yesus menunggang keledai dielu-elukan bagaikan raja atau pemimpin umat memasuki Kota Yerusalem, Kamis Putih (28/3/2013), Jumat Agung (29/3/2013), Sabtu Vigili (30/3/2013) dan Minggu Paskah (31/3/2013).

Setiba di rumah, Jais yang sehari-hari bekerja sebagai petani sayuran di kawasan subur lereng barat daya Gunung Merapi di Dusun Grogol, Desa Mangunsoka, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang itu, bergegas menyelipkan setiap batang daun palma di salib kayu, yang tergantung di beberapa ruangan rumahnya.

"Ini sebagai perlambang bahwa Yesus meraja, memimpin kehidupan kami, khususnya kehidupan iman kami bersama keluarga. Tahun depan kami lepas daun palma yang sudah kering, lalu dikumpulkan di gereja, untuk perayaan Rabu Abu," kata Jais, Minggu (24/3/2013).

Kitab Suci Perjanjian Baru menceritakan, saat Yesus naik keledai memasuki Kota Yerusalem, disambut dan dielu-elukan oleh umat dengan masing-masing membawa daun palma.

Jais, satu di antara ratusan umat berasal dari dusun-dusun di kawasan Gunung Merapi menjalani ibadah Minggu Palma dalam kemasan yang tampak sesuai dengan kearifan lokal petani setempat, dengan kurator seorang pemuda wilayah itu, Andreas Susanto.

Prosesi peribadatan Minggu Palma oleh umat Katolik setempat pada hari Minggu (24/3) itu ditandai dengan pemberkatan daun palma oleh Kepala Gereja Paroki Santa Maria Lourdes Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Romo Aloysius Martoyoto Wiyono.

Cuaca di kawasan setempat pagi itu tampak cerah. Seluruh badan Gunung Merapi terlihat jelas dari dusun berjarak sekitar 8 kilometer itu dengan asap membumbung dari tiga lokasi di puncaknya.

Sesekali truk bermuatan penuh pasir dari alur Kali Senowo yang aliran airnya berhulu di Gunung Merapi, melintasi dengan lancar di jalan beraspal yang makin rusak di dusun setempat.

Umat yang terdiri atas para lelaki, perempuan, tua, muda, anak-anak, dan remaja dengan berpakaian rapi, berkumpul di halaman rumah warga setempat, Ngatini (45), untuk mengikuti pemberkatan daun palma yang mereka bawa melalui pemercikan air suci oleh Romo Martoyoto.

Pada kesempatan itu Romo Martoyoto dengan bahasa Jawa langgam "kromo" mengisahkan peristiwa Yesus dielu-elukan umat memasuki Kota Yerusalem. "Ini lambang kita bersama-sama Yesus yang menjadi Raja Damai memasuki Kota Yerusalem yang suci itu. Bahwa kedatangan Yesus sebagai Raja Damai menggambarkan cinta kasih kepada manusia, membawa ketenteraman sejati. Umat mengelukan Yesus sebagai Sang Raja yang datang atas nama Tuhan," katanya.

Umat setempat dengan para prodiakon dan misdinar kemudian berarak menuju gedung GSPi yang berjarak sekitar 300 meter dari halaman rumah, tempat pemberkatan daun palma pagi itu.

Saat prosesi tersebut, Romo Martowiyoto dengan jubah warna merah menunggang gerobak yang dihias dengan aneka properti hasil bumi pertanian Merapi, seperti ketela, jagung, buncis, paria, dan beberapa karung berisi padi.

Di tengah gerobak itu tertancap hiasan berbentuk payung yang dibuat dari tatanan daun palma. Susanto yang menjadi kurator memberi tajuk prosesi Minggu Palma lokal Merapi itu dengan sebutan "Kuwasaning Rojokoyo" (kekuasaan hasil bumi).

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com