Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesenian Ludruk di Bumi Majapahit Nyaris Hilang

Kompas.com - 18/03/2013, 23:38 WIB

Setelah meledak di Surabaya pada tahun 1977, awal tahun 1980, Cak Bowo membawa ludruk Baru Budi masuk ke Mojokerto dan mendapat penerimaan yang sangat baik dari masyarakat.

Langkah itu mendorong munculnya belasan kelompok ludruk lain di Mojokerto yang mengikuti kesuksesan Baru Budi.

Ludruk Mojokerto mengalami kejayaan sampai tahun 1995, lalu perlahan-lahan surut, karena munculnya televisi-televisi swasta yang menawarkan hiburan modern.

Keadaan tersebut semakin parah pada tahun 1997 karena terjadinya krisis moneter di Indonesia.

"Sepinya permintaan manggung dan tuntutan ekonomi yang besar membuat seniman ludruk memilih untuk mencari pekerjaan lain yang lebih menjanjikan," paparnya.

Akhirnya, satu per satu kelompok ludruk Mojokerto "gulung tikar" dari belasan kini hanya tinggal tiga kelompok saja yang tersisa.

"Padahal, ada banyak filosofi tentang kehidupan yang terselip dalam cerita-cerita ludruk, seperti sindiran korupsi, pendidikan, masalah kenegaraan, sejarah, dongeng rakyat tentang kebaikan dan keburukan," tukasnya.

Bahkan, anak muda juga bisa mengetahui perbedaan kisah cinta zaman dulu dan sekarang. "Jadi, anak muda bisa belajar dari sana," ulasnya.

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah setempat segera mengambil langkah untuk menyelamatkan ludruk agar tidak hilang seiring dengan perkembangan zaman.

"Misalnya, pemerintah bisa memasukkan ludruk ke dalam ekstra kurikuler di sekolah atau mata pelajaran lokal di Mojokerto, Surabaya, dan Jombang. Juga, pemerintah perlu mengadakan pementasan ludruk secara rutin untuk umum, misalnya pada HUT daerah," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com