Woton
Di Raja Ampat, Papua Barat, terdapat buah endemis bernama woton, di Pulau Gag. Buah matangnya berwarna oranye, berdiameter 3,8-4,2 cm yang tersusun pada tangkai buah 20-25 cm. Bijinya hitam berdiameter 5-8 cm.
Dari vegetasi ini, masyarakat Gag mengambil bijinya sebagai pengganti kacang hijau. Bijinya akan menjadi makanan pokok jika pasokan beras terhenti. Biasanya ini terjadi saat cuaca buruk yang menyebabkan akses transportasi laut terputus.
Gayang
Buah gayang dipetik dari pohon yang bisa setinggi 35-40 meter. Bentuknya mirip kakao, panjang 6-10 cm. Buah ini makanan umum semua suku di Papua, mulai dari Jayapura, Yapen, Biak, Nabire/Paniai, Manokwari, Sorong, Fakfak, hingga Merauke. Krisma meneliti di Kabupaten Sarmi, barat Jayapura.
Gayang berbuah sepanjang tahun. Tiap pohon bisa berbuah 2-3 kali setahun. Kandungan proteinnya di bawah kacang hijau, kedelai, dan kacang tanah. Namun, vitamin C-nya tinggi.
Kelapa hutan
Kelapa hutan atau waribo terdapat di Kabupaten Waropen. Mirip palem-paleman dengan tinggi hingga 30 meter. Bentuk buah mirip siwalan/lontar. Warnanya coklat sepanjang 9-13 cm dan diameter 7-10 cm.
Kandungan vitamin C sangat tinggi atau dua kali rambutan.
Buah-buahan asli Papua ini sebagian besar dari hutan alam. Di sisi lain, menurut Charlie D Heatubun, penulis yang juga pengajar di Universitas Negeri Papua, surga terakhir keanekaragaman hayati dunia itu kini terdesak pembangunan wilayah.
”Belum ada perhatian pemerintah daerah mengonservasi buah-buahan lokal di alam Papua,” kata Charlie. Pada saat bersamaan, ada semangat nasional melindungi buah-buahan lokal. (ICHWAN SUSANTO)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.