M Zaid Wahyudi
Kalender Maya memang unik. Ia berbeda dengan sistem penanggalan yang dikenal saat ini, seperti kalender Masehi yang merupakan penanggalan Matahari, kalender Hijriah sebagai penanggalan Bulan, atau kalender Yahudi yang menggabungkan penanggalan Matahari dan Bulan.
Helmer Aslaksen dalam Mayan Calendar, 2003, menyebut, penanggalan Maya merupakan gabungan tiga jenis kalender, yaitu Haab yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, Tzolkin untuk kepentingan keagamaan, dan Perhitungan Panjang. Namun, hanya Perhitungan Panjang yang terkait isu kiamat.
Jika representasi kalender Masehi terdiri atas hari, bulan, dan tahun, penulisan kalender Perhitungan Panjang diwakili lima angka yang membentuk deret, yaitu 0.0.0.0.0 Representasi ini menunjukkan jumlah hari sejak kalender digunakan.
Secara berurutan dari depan, kelima unit disebut baktun, katun, tun, uinal, dan kin. Masing-masing unit menandakan periode waktu tertentu. Kin atau unit kelima menunjukkan hari. Unit-unit di depannya merupa-
Tiap unit hanya bisa diisi angka tertentu. Unit kin, tun, dan katun diisi angka dari 0 sampai 19. Tun hanya dari 0-17 dan baktun dari 1-13.
Dosen sistem kalender Program Studi Astronomi, Institut Teknologi Bandung, Moedji Raharto, Kamis (6/12), mengatakan, dasar perkalian 18 atau 20 dalam unit kalender Maya atau alasan penggunaan angka tertentu dalam setiap unit Perhitungan Panjang belum diketahui. ”Informasi tentang kalender Maya masih sangat terbatas,” katanya.
Di atas baktun ada unit yang lebih panjang, yakni pictun, calabtun, kinchiltun, dan alautun. Namun, unit-unit ini tak digunakan dalam penulisan karena periode waktunya terlalu panjang.
Hari pertama Perhitungan Panjang adalah 13.0.0.0.0. Angka 13 digunakan untuk unit baktun karena unit ini tidak mengenal angka nol. Ada tiga pendapat berbeda soal padanan hari pertama Perhitungan Panjang dengan kalender Masehi, yaitu 11 Agustus 3114 sebelum Masehi (SM), 13 Agustus 3114 SM, dan 15 Oktober 3374 SM.