Hal yang sama juga dirasakan pembudidaya kerang. "Kalau ada mangrove, ada plankton untuk makanan kerang. Sekarang kalau kita tebar satu, kita bisa panen lima kali lipatnya. Tinggal dikali saja untungnya," kata Trisno, anggota kelompok budidaya kerang.
Rehabilitasi dan pelestarian kawasan mangrove mengizinkan masyarakat memiliki mimpi. Sajan bermimpi untuk melakukan usaha pembesaran kepiting. Saat ini, yang dilakukan hanya penggemukan, memelihara dari dewasa hingga layak jual.
"Saya ingin bisa membesarkan. Artinya dari kecil hanya sebesar jengkol sampai bisa dijual. Kalau bisa, bibitnya lebih murah, cuma Rp 5000 per kilo. Kalau untuk penggemukan bibitnya sudah Rp 25.000," urainya.
Perempuan setempat juga bermimpi punya usaha. Beragam produk hasil budidaya sudah dibuat walau pemasarannya masih sulit. Sudah ada kerupuk ikan, kepiting dan udang serta nugget dan bakso berbahan ikan dan kepiting.
Rusjan sebagai kepala desa juga bermimpi membuat gubug tinggi untuk pengamatan burung. Adanya mangrove membuat beragam burung datang tiap pagi dan sore. Ia berharap Pandansari bisa berkembang sebagai lokasi ekowisata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.