Pieter P Gero
”Kegiatan pertambangan memang cenderung merusak alam, karena itu harus ada kesadaran untuk melakukan kegiatan itu seminimal mungkin merusak alam. Harus merehabilitasi kalau sudah merusak alam,” ujar Direktur Utama PT Aneka Tambang (Persero) Tbk Alwin Syah Loebis di Jakarta, Rabu (7/11).
Alwin, yang sudah 30 tahun bersama Aneka Tambang (Antam), kini mengendalikan sejumlah kegiatan pertambangan di seluruh Indonesia. Antam menghasilkan batubara, bauksit, nikel, emas, dan bijih besi. Total penjualan per September 2012 sebesar Rp 4,5 triliun. Sekitar 61 persen produk diekspor ke Uni Eropa, China, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan.
Seperti apa prospek industri pertambangan ke depan dan perlunya hilirisasi produk pertambangan segera dilakukan? Berikut petikan wawancara dengan Alwin Syah Loebis:
Pasar global melemah. Bagaimana dampaknya terhadap Antam?
Perekonomian global masih harus diwaspadai. Kondisi ini membuat harga komoditas mineral masih kurang baik. Kan, selalu ada permintaan dan penawaran. Pada saat sekarang ini permintaan masih normal, tetapi harga melemah karena sentimen ekonomi yang belum normal. Banyak orang menunggu perkembangan ekonomi di Eropa dan China sehingga tidak ada yang berani mengambil posisi. Ini berbeda dengan emas; semakin krisis ekonomi, harganya semakin mahal.
Berarti Antam saat ini punya prioritas misalnya ke emas?
Antam harus tetap seimbang. Pada saat harga nikel tidak bagus, harga emas bagus, maka penerimaan bagi Antam masih bisa berimbang. Kondisi ini yang sebenarnya sangat bagus buat kita.