Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapi Kanker Mahal

Kompas.com - 11/11/2012, 04:13 WIB

Kanker serviks berhubungan erat dengan virus human papilloma (HPV). Virus ini ditemukan oleh Prof Hausen, dan atas penemuannya yang penting itu, ia mendapat Hadiah Nobel pada tahun 2008. Sementara vaksin HPV dikembangkan oleh Prof Ian Frazer dari Universitas Queensland. Ia pernah berkunjung ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dengan demikian, sebenarnya saat ini sudah sangat terbuka kesempatan untuk mencegah penularan HPV dengan menjalani vaksinasi HPV. Selain untuk mencegah kanker serviks, vaksin HPV juga dapat mencegah penyakit kutil kelamin (kondiloma akuminata) yang sering menyerang remaja.

Vaksinasi

Untuk mencegah kanker serviks, dianjurkan vaksinasi pada usia sekolah karena vaksin ini akan lebih efektif jika penerima vaksin belum pernah melakukan hubungan seksual. Meskipun demikian, para pakar sepakat bahwa vaksin ini masih tetap bermanfaat bagi perempuan yang sudah menikah atau berhubungan seksual.

Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan penggunaan vaksin HPV sejak usia 10 tahun. Mengingat besarnya masalah kanker serviks serta manfaat dari vaksin ini, di negara maju, vaksin HPV sudah masuk dalam program imunisasi pemerintah. Artinya, imunisasi HPV dibiayai oleh pemerintah. Australia sudah lama memberikan vaksin ini pada siswi sekolah. Bahkan negara tetangga kita, Malaysia, juga sudah punya program vaksinasi HPV untuk anak sekolah yang dibiayai pemerintah.

Harga vaksin masih agak mahal sehingga pendanaan mungkin merupakan salah satu halangan untuk memasukkan vaksin ini ke dalam program imunisasi nasional. Namun, beberapa pihak di Jakarta yang peduli pada masalah kanker, khususnya kanker serviks, pernah mengusulkan agar Pemeprov DKI Jakarta mengadakan proyek percontohan untuk memberikan vaksin ini kepada siswi sekolah di beberapa daerah tertentu di Jakarta. Namun, proyek percontohan ini masih belum sempat dilaksanakan dan telah terjadi pergantian gubernur. Mudah-mudahan gubernur yang baru berhasil melaksanakan proyek percontohan (pilot project) ini sehingga Anda sebagai remaja putri dan saudara Anda dapat menjalani imunisasi HPV.

Suntikan diberikan tiga kali dan ketiga suntikan selesai dalam jangka waktu enam bulan. Efek samping vaksin ini biasanya hanya berupa nyeri dan kemerahan di tempat suntikan. Bagi perempuan yang sudah menikah, di samping vaksinasi HPV, tetap dianjurkan menjalani pemeriksaan pap smear untuk deteksi dini kanker serviks ini. Kombinasi imunisasi HPV dan pemeriksaan pap smear berkala diharapkan dapat menurunkan angka kanker serviks serta mendukung deteksi dini.

Pencegahan

Kita harus menghadapi kenyataan bahwa sekarang penyakit kanker sudah merupakan masalah kesehatan kita semua. Penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor enam di negara kita. Kita harus mencegah kanker dengan menghindari faktor-faktor penyebabnya. Penyebab kanker di antaranya virus (hepatitis B, hepatitis C, HPV), bahan pengawet (bahan kimia) dalam makanan, rokok, alkohol, sinar ultraviolet matahari yang berlebihan, serta radiasi.

Untuk hepatitis B dan HPV telah tersedia imunisasinya sehingga masyarakat sebaiknya sudah melakukan imunisasi. Hindari rokok dan alkohol. Selalu berhati-hati dalam memilih makanan dan kita perlu menjaga lingkungan yang sehat. Kepedulian Anda pada masalah kanker patut diikuti teman-teman Anda yang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com